Chen Long dan Shi Yuqi di Ambang Pensiun, Ini Aturan BWF Soal Syarat Gantung Raket
INDOSPORT.COM – Dua pemain tunggal putra China, Chen Long dan Shi Yuqi harus memenuhi persyaratan BWF ini seandainya memutuskan untuk pensiun dari sebagai atlet bulutangkis.
Sebagaimana diketahui, Chen Long dan Shi Yuqi telah lama dikabarkan tengah di ambang pensiun karena satu dan lain hal masing-masing.
Menurut media lokal China, Aiyuke, disebutkan bahwa Chen Long sendiri akan pensiun setelah multievent Asian Games 2022 yakni pada 10-25 September mendatang di Hangzhou, China.
Tak sampai di situ, Chen Long juga dilaporkan setelah putuskan pensiun ia berencana bakal menjadi pelatih di Asosiasi Bulu Tangkis China (CBA).
Sementara itu, Shi Yuqi yang awalnya disebut-sebut sebagai calon penerus Lin Dan dan Chen Long juga malah digosipkan bakal gantung raket.
Shi Yuqi saat ini tengah absen panjang karena tengah menjalani masa pemulihan setelah cederanya kambuh saat tampil di Piala Sudirman pada 2021.
Shi Yuqi sendiri sempat mengalami cedera ligament pergelangan kaki yang ia dapatkan saat tampil di ajang bergengsi Indonesia Open 2019, namun belakangan terakhir cederanya kerap kambuh.
Cedera ini pun membuat Shi Yuqi ini sempat naik meja operasi, serta membuatnya harus absen dalam beberapa pertandingan bulutangkis.
Masalah ini juga membuat Shi Yuqi dirumorkan bahwa ia akan segera pensiun, dan memilih untuk bungkam seribu bahasa sambil fokus masa penyembuhannya.
Di sisi lain, jika Chen Long dan Shi Yuqi memutuskan untuk pensiun, maka keduanya harus memenuhi syarat ini kepada BWF.
1. Aturan Wajib dari BWF untuk Pebulutangkis yang Putuskan Pensiun
Melansir dari PB Djarum, para pebulu tangkis tak bisa menghilang begitu saja usai memutuskan untuk gantung raket.
Pasalnya, atlet juga harus memberikan konfrimasi kepada Federasi Bulutangkis Dunia (BWF). Pemain sebelum menyatakan keinginannya, harus mengisi formulir yang ada dan menyerahkannya kembali ke BWF untuk ditindaklanjuti.
BWF sendiri menetapkan dua status pemain yakni atlet berstatus resmi pensiun maupun deregistrasi.
Untuk pemain yang memilih pensiun, yakni berarti pemain benar-benar berhenti dan tak mengikuti ajang bulutangkis yang berada dalam naungan BWF.
Ia juga tidak dapat berpartisipasi dalam kegiatan kompetisi bulutangkis. Pemain dengan status ini hanya bisa bermain dengan kegiatan yang bersifat rekreasi.
Atlet sudah tidak memiliki kewajiban mengkuti serangkaian tes anti doping namun ia masih harus tetap patuh dengan peraturan BWF pada saat memasuki masa pensiun.
Pemain dengan status ini masih bisa kembali bertanding dalam waktu 12 bulan ke depan, hanya saja ia akan dikenakan denda dan juga harus menyampaikan niatnya secara tertulis kepada BWF enam bulan sebelum kembali mengikuti pertandingan resmi.
2. Aturan untuk Pemain Deregistrasi
Di sisi lain, PB Djarum juga menjelaskan soal status pemain yang deregistrasi atau pebulu tangkis yang putuskan pensiun dari ajang internasional.
Pemain dengan status ini hanya dapat bertanding tapi hanya untuk tingkat nasional saja. Pemain dengan status ini tidak dapat mengikuti kejuaraan resmi yang berada dalam naungan BWF.
Pasalnya namanya masih terdaftar dalam BWF, maka pemain dengan status ini masih memiliki kewajiban untuk mengikuti tes doping.
Atlet dengan status ini juga masih bisa dikenakan denda jika menarik diri dari turnamen terdaftar dalam 12 bulan ke depan. Mereka juga masih bisa mengikuti kembali kejuaraan resmi BWF. Hanya saja harus menyampaikan maksudnya terlebih dahulu tiga bulan sebelumnya.