Fantastis, Indonesia Borong 12 Medali di Dubai Para Badminton International 2022
INDOSPORT.COM – Termasuk Fredy Setiawan, kontingen para bulutangkis memastikan diri pulang ke Tanah Air dengan membawa total 12 medali dari Fazza Dubai Para Badminton 2022.
Sebagaimana diketahui, baru saja digelar turnamen Fazza Dubai Para Badminton 2022 sebagai ajang pemanasan menuju ASEAN Para Games 2021 dan Asian Games 2022.
Turnamen untuk atlet para bulutangkis tersebut digelar di Dubai Uni Emirat Arab, pada 24-29 Mei 2022. Total 12 medali dipersembahkan oleh Fredy setiawan dkk untuk Indonesia.
12 medali tersebut terdiri dari 6 emas, 3 perak, dan 3 perunggu. Medali emas sukses dipersembahkan oleh Fredy Setiawan (SL4 Putra), Khalimatus Sa’diyah (SL4 Putri), dan Rina Marlina (SH6 putri).
Fredy Setiawan/Khalimatus Sa’diyah juga menjadi yang terbaik di ganda campuran SL3-SU5 setelah meraih kemenangan atas pasangan Jepang, Taiyo Imai/Noriko Itoms, dengan skor 21-11, 8-21 21-17.
Selain itu, Fredy Setiawan juga sukses menyabet emas ganda putra bersama Dwiyoko usai menumbangkan kompatriotnya, Hikmat Ramdani/Ukun Rukaendi.
Sementra Rina Marlina menggenapkan 6 emas Indonesia di ajang Fazza Dubai Para Badminton 2022 usai meraih kemenangan di sektor ganda campuran nomro SH6 bersama Subhan Ramdani.
Sementara 3 medali perak Indonesia di Fazza Dubai Para Badminton 2022 datang dari Subhan Ramdani (SH6 Putra), Ukun Rukaendi/Subhan Ramdani (ganda putra SL3-SL4), dan Suryo Nugroho/Oddie Kurnia (ganda campuran SU5.
Tambahan tiga medali perunggu Indonesia dipersembahkan Suryo Nugroho (SU5 tunggal putra), Oddie Kurnia (SU5 tunggal putra), dan Subhan Ramdani/McVeigh (SH6 ganda campuran).
Pencapaian di Fazza Dubai Para Badminton 2022 tersebut, mendapatkan ucapan selamat dan apresiasi dari berbagai pihak. Termasuk dari pelatih Jarot Hernowo.
1. Apresiasi Pelatih dan Masyarakat Indonesia
Melansir laman Antara, pelatih atlet para bulutangkis Indonesia, Jarot Hernowo, mengapresiasi pencapaian anak didiknya yang berjalan sesuai trek di ajang di Fazza Dubai Para Badminton 2022.
"Untuk pencapaian enam medali emas ini sudah sesuai target yang ditetapkan. Dalam turnamen kali ini, selain kami membawa pemain yang sudah memiliki jam terbang internasional,” ucap Jarot Hernowo.
“Kami juga membawa beberapa pemain muda yang minim ajang internasional," sambung Jarot Hernowo.
Hasil di Dubai juga bisa menjadi modal apik menghadapi ASEAN Paragames 2021 di Solo pada 30 Juli - 6 Agustus serta Asian Para Games 2022 tahun depan.
"Keikutisertaan tim para-bulutangkis Indonesia di turnamen di Dubai ini untuk mengukur sejauh mana hasil latihan pemain yan telah menjalani pelatnas sejak bulan Januari lalu,” Jarot Hernowo menambahkan.
"Pemain-pemain ini dipersiapkan untuk tampil di ASEAN Para Games di Solo dan Asian Para Games di China nanti," masih diungkapkan Jarot Hernowo.
Fredy Setiawan/Khalimatus Sa’diyah yang sukses menyumbangkan emas di Fazza Dubai Para Badminton 2022 sangat bersyukur dengan pencapaiannya.
“Saya bersyukur bisa merebut dua gelar di turnamen Dubai ini. Tentu sangat bangga dan senang karena selama pandemi Covid-19, kami belum mengikuti turnamen internasional,” kata Khalimatus Sa’diyah.
Prestasi ini merupakan gelar juara ketiga bagi Fredy Setiawan untuk Indonesia, sedangkan gelar juara kedua bagi Khalimatus Sadiyah di ajang Fazza Dubai Para Badminton International ke-4 tahun ini.
Banjir ucapan selamat juga berdatangan dari masyarakat Indonesia terhadap prestasi yang ditorehkan oleh atlet-atlet para bulutangkis di Fazza Dubai Para Badminton International 2022. Seperti komentar dari instagram @badmintalk_com.
2. Penjelasan Singkat Pembagian Kelas Para Bulutangkis
Seiring dengan kesuksesan Fredy Setiawan dkk di ajang Fazza Dubai Para Badminton International 2022, mari mengenal pembagian kelas atlet atlet para bulutangkis di sebuah turnamen.
- WH1 – klasifikasi disabilitas anggota gerak tubuh bagian bawah yang tidak memungkinkan penderitanya berdiri karena mengalami kelainan fungsi batang tubuh. Para atlet akan menggunakan kursi roda saat bertanding.
- WH2 – klasifikasi ini juga bertanding dengan kursi roda karena memiliki kondisi hampir serupa dengan WH1, hanya berbeda derajat disabilitas. Atlet dalam klasifikasi WH2 mengalami ganggungan satu atau dua tungkai dengan gangguan gerak tubuh minimal atau tidak ada kelainan fungsi batang tubuh.
- SL3 - adalah klasifikasi atlet dengan hambatan berjalan karena gangguan satu atau kedua kaki.
- Kelas SL4 - klasifikasi kelas ini, bisa dikatakan hampir mirip dengan klasifikasi SL3, tetapi memiliki hambatan keseimbangan berlari atau berjalan yang lebih minimal.
- SU5 - klasifikasi untuk atlet para bulutangkis dengan hambatan tubuh bagian atas.
- SH6 - klasifikasi untuk atlet dengan ukuran tubuh kecil atau penderita dwarfisme.
Baca selengkapnya: Profil Cabang Olahraga Asian Para Games 2018: Bulutangkis