Tak Cuma Susy Susanti, 3 Legenda Bulutangkis Indonesia Ini Kisahnya Cocok Dibuat Film
INDOSPORT.COM - Indonesia memiliki banyak legenda bulutangkis yang kisah hidup maupun kariernya layak diangkat ke layar lebar, termasuk Susy Susanti.
Ya, sepak terjang Susy Susanti di kancah bulutangkis Tanah Air jelas tidak perlu dipertanyakan lagi. Sederet medali dari berbagai ajang bergengsi dunia sudah berhasil disabetnya pada era 80 dan 90-an.
Sebut saja Asian Games, SEA Games, sampai Olimpiade, atau turnamen-turnamen piala macam Uber Cup atau Sudirman Cup.
Sosoknya pun menjadi panutan banyak anak bangsa dan atlet muda, terutama para pebulutangkis putri, untuk meraih prestasi gemilang demi nama harum Indonesia.
Kisah Susy Susanti yang sangat inspiratif pun telah diangkat menjadi alur cerita film yang rilis pada 2019 lalu.
Adalah Susi Susanti: Love All, yang dibintangi oleh Laura Basuki, bersama Dion Wiyoko yang berperan sebagai Alan Budikusuma.
Reaksi Susy Susanti terkait peluncuran film ini saat ditemui di studio setelah penayangan pun terlihat sangat bahagia.
"Melalui film ini, saya berharap penonton tahu bagaimana dulu kami kalau kalah di-bully, bagaimana proses menjadi juara, pengorbanan dan kerja kerasa, hari-hari di Pelatnas ada di film itu,
"Semoga sehabis nonton film ini, kita juga jadi semakin cinta Indonesia ya," ujar Susy Susanti seperti pernah diwartakan INDOSPORT.com pada Oktober 2019 lalu.
Selain membahas karier, film Susi Susanti: Love All yang belatar belakang Olimpiade Barcelona 1992 ini juga menampilkan sisi lain sang legenda seperti persahabatan dan kisah cintanya dengan Alan Budikusuma.
1. Film Khusus tentang Legenda Bulutangkis Indonesia
Terlepas berapa pun jumlah penonton yang berhasil diraup, Susi Susanti: Love All sudah menyajikan banyak pesan moral dan juga nasionalisme.
Dion Wiyoko sebagai pemeran Alan Budikusuma bahkan sempat mengutarakan rasa terima kasihnya kepada para penonton yang sudah menikmati filmnya tersebut.
Seperti karya seni lainnya, film juga sebuah media yang sangat efisien dalam menyampaikan maupun menggambarkan pesan tertentu kepada masyarakat.
Dunia olahraga pun sudah ambil bagian cukup lama dalam industri perfilman dunia, dengan sederet judul yang mengangkat tema biopik para atlet.
Jika bicara bulutangkis, selain Susy Susanti, para Badminton Lovers (BL) juga bisa menikmati film-film lainnya seperti Saina dan Lee Chong Wei: Rise of the Legend.
Lantas, bagaimana di Indonesia sendiri? Selain Susy Susanti, mungkin perjalanan karier dan hidup tiga legenda ini juga cocok diangkat ke layar lebar. Siapa?
Liem Swie King
Sosok yang dikenal dengan julukan King Smash karena gaya bermainnya yang menyerang dan sangat agresif.
Bahkan, legenda bulutangkis asal Kudus tersebut juga dianggap sebagai ‘bapak’ alias penemu teknik jumping smash.
Selama berkarier, Liem Swie King tidak hanya bermain di sektor tunggal tetapi juga ganda. Seabrek prestasi gemilang pun sudah berhasil ia torehkan, termasuk memborong banyak medali di ajang SEA Games.
Akan tetapi, sebagai figur legendaris, prestasinya tentu tidak berhenti di situ saja. Masih ada banyak gelar yang tidak bisa dicantumkan satu per satu dalam sekali tulis.
2. Dari King Smash sampai Legenda Bulutangkis Putri
Imej King Smash dan rentetan medali yang berhasil digondol Liem Swie King pun membuatnya layak jadi tokoh utama dalam sebuah film biopik olahraga.
Terlebih lagi, sosok yang kini berusia 66 tahun tersebut juga memiliki ‘dinasti’ keluarga yang sangat ternama di dunia bulutangkis Indonesia.
Selain dirinya, ada Megah Idawati dan Megah Inawati, pebulutangkis Indonesia era 1960-an. Tidak ketinggalan pula sang keponakan, Hermawan Santoso.
Tentunya bukan ide buruk apabila silsilah dan sepak terjang keluarga pebulutangkis ini menjadi salah satu elemen cerita di film biopik Liem Swie King.
Christian Hadinata
Salah satu legenda bulutangkis yang dulu dikenal sebagai pemain yang sulit dikalahkan, sama seperti Lim Swie King, Iie Sumirat, Rudy Hartono, dan yang lainnya.
Selain itu, uniknya Christian Hadinata mampu memenangkan banyak gelar meski harus bergonta-ganti pasangan.
Tidak berbeda jauh dengan rekan-rekannya, sosok bernama Tjhie Beng Goat tersebut telah meraih banyak medali yang membuat kisah hidupnya akan menarik jika dijadikan alur cerita film.
Minarni Soedarjanto
Jika Susy Susanti sebagai salah satu ikon bulutangkis putri Indonesia paling legendaris sepanjang masa sudah dibuatkan film, mungkin kini giliran Minarni.
Legenda yang satu ini bahkan sudah dipercaya membela Timnas Indonesia di Piala Uber saat usianya masih 15 tahun pada 1959.
Minarni meninggal dunia pada tahun 2003, namun namanya masih terus dikenang oleh para penggiat bulutangkis Tanah Air. Apakah suatu hari nanti bakal ada film yang dibuat untuk mengenang kiprahnya?