Ambisi Cetak Sejarah di Olimpiade 2024, Yuta /Arisa Bongkar Pesaing Terberat
INDOSPORT.COM – Ganda campuran ranking dua dunia asal Jepang, Yuta Watanabe/Arisa Higashino, mengaku bahwa misinya untuk mencetak sejarah emas Olimpiade 2024 akan sulit.
Hal itu diutarakan pebulutangkis Yuta Watanabe/Arisa Higashino saat menjadi bintang model sebuah penerbitan Jepang, Shueisha, Kamis (15/09/22).
“Persaingan untuk lolos dengan Arisa di Olimpiade Paris akan dimulai pada Mei tahun depan. Tapi saya pikir akan lebih baik jika saya bisa menyelesaikan berbagai kekurangan.”
“Jadi jika saatnya sudah tiba, saya berharap masalah (kekurangan) itu bisa terselesaikan,” ucap Yuta Watanabe melansir Shueisha.
“Jadi nantinya ketika sudah saatnya tiba, kami bisa terus melaju dengan kecepatan kami tanpa kewalahan,” sambung Yuta Watanabe.
“Saya pikir, ketika kami bisa melewatinya dengan baik, kami bisa memenangkan medali emas di Olimpiade Paris,” Yuta Watanabe memaparkan dengan ambisius.
Yuta Watanabe/Arisa Higashino berpeluang untuk menciptakan sejarah sebagai ganda campuran pertama negaranya yang mampu meraih emas Olimpiade cabang olahraga bulutangkis.
Sebelumnya, Jepang sudah meraih emas medali emas Olimpiade melalui ganda putri Mizuki Fujii/Reika Kakiiwa (London, 2012) dan Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Rio, 2016).
Perunggu Olimpiade Jepang juga didapatkan Nozomi Okuhara (Rio, 2016) dan Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Tokyo, 2020).
Hanya saja, misi untuk meraih emas Olimpiade 2024 di Paris tidak akan mudah. Hal itu lantaran beberapa pesaingnya juga diprediksi tidak akan mudah dilewati.
1. Pesaing Terberat di Mata Yuta/Arisa
Dalam wawancara ekslusifnya, Yuta Watanabe/Arisa Higashino juga menyebut sejumlah pesaing berat di sektor ganda campuran untuk menajdi penantangnya di Olimpiade Paris 2024 mendatang.
“China merupakan salah satu yang terkuat, termasuk pasangan Zheng Siwei/Huang Yaqiong,” ucap Arisa Higashino masih melansir Shueisha.
Secara head to head dilansir laman Federasi Bulutangkis Dunia, Zheng Siwei/Huang Yaqiong masih unggul 11-3 atas Yuta Watanabe/Arisa Higashino.
Tercatat, Yuta Watanabe/Arisa Higashino sukses revans atau balas dendam di Japan Open 2022 usai lima kekalahan terakhir atas China.
Termasuk kekalahan Yuta Watanabe/Arisa Higashino atas Zheng Siwei/Huang Yaqiong di final Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2022.
“Hasilnya menunjukkan bahwa (mereka memenangkan kejuaraan dunia 2022 di Tokyo Agustus lalu),” ucap Arisa Higashino.
“Saya pikir ada pula pasangan Thailand (Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai),” sambung pebulutangkis Jepang kelahiran 1 Agustus 1996 itu.
“Kami mengejar untuk memperbaiki kekuatan kami. Saya pikir kemampuan kami semakin dekat dengan sebelumnya.”
“Jika perbedaan ini tidak ditutup, akan sulit meraih medali emas di Olimpiade Paris. Jangan tunggu pasangan China down, ayo ambil alih!”
Sekadar informasi, Paris akan menjadi tuan rumah Olimpiade musim panas untuk ketiga kalinya pada 2024 mendatang. Pesta olahraga terbesar dunia ini menandai 100 tahun Olimpiade Paris termutakhir pada 1924.
2. Yuta Watanabe Beralih Jalur Profesional
Pebulutangkis Jepang, Yuta Watanabe, resmi menjadi pemain profesional per Jumat (01/04/22), dengan misi utama meraih medali Olimpiade Paris 2024.
Melansir Aiyuke pada Kamis (31/03/22), Yuta Watanabe hadir dalam sebuah konferensi pers dengan klub tempatnya bernaung, Unisys, yang berubah nama menjadi Biprogy.
Dalam pernyataannya, juara All England 2022 itu siap melanjutkan kerja sama. Tujuan utama yang ingin diraih oleh Yuta Watanabe adalah mempersiapkan Olimpiade 2024 di Paris dengan Arisa Higashino.
“Saya akan melakukan yang terbaik untuk berkontribusi kepada Biprogy dengan penuh tanggung jawab dan kesadaran,” ucap Yuta Watanabe melansir Aiyuke.
“Target kami adalah meraih medali emas, bukan hanya sebatas medali (perak atau perunggu), “ungkap Yuta Watanabe dengan penuh keyakinan.
Baca selengkapnya: Berkarier di Jalur Profesional, Yuta Watanabe Targetkan Medali Olimpiade Paris 2024