Termasuk Chen Long yang Baru Pensiun, 3 Pebulutangkis Ini Kerap Diremehkan
INDOSPORT.COM - Termasuk Chen Long, sejumlah pebulutangkis tunggal putra dunia mendapat cap underrated atau diremehkan.
Padahal mereka memiliki prestasi yang tak kalah mentereng. Umumnya mereka ini berada dalam bayang-bayang rekan senegara mereka yang lebih banyak disorot.
Ada pula pebulutangkis Indonesia yang semasa masih aktif bermain seakan tak begitu dikenal dan prestasi yang ia raih seperti terlupakan.
Berikut ini INDOSPORT merangkum deretan pensiunan pebulutangkis tunggal putra yang prestasinya diremehkan, dikutip dari berbagai sumber.
Chen Long
Meskipun Chen Long belum memberikan pernyataan resmi bahwa dirinya gantung raket, tapi namanya telah menghilang dari ranking BWF yang dirilis Selasa (04/10/22) kemarin.
Tunggal putra China ini telah mengoleksi berbagai gelar dan prestasi bergengsi yang tidak bisa dianggap sebelah mata.
Ia akan menutup karier gemilangnya dengan raihan medali perak Olimpiade Tokyo 2020. Sebelumnya, ia sudah pernah meraih emas di Olimpiade 2016 dan perunggu di Olimpiade 2012.
Puluhan gelar individual serta tiga gelar Piala Thomas dan lima Piala Sudirman sudah berada di genggamannya.
Namun, sejak bergabung dengan tim utama bulutangkis China, Chen Long selalu dibandingkan dengan Lin Dan.
Ketika Chen Long menjuarai Olimpiade dan Kejuaraan Dunia, sorotan kepada dirinya tak seheboh dengan pemberitaan Lin Dan.
1. Lee Hyun-il
Tunggal putra Korea Selatan satu ini pernah disebut komentator BWF sebagai pemain yang lebih baik ketimbang Big Four (Lin Dan, Taufik Hidayat, Peter Gade, dan Lee Chong Wei).
Lee Hyun-il yang lebih tua satu tahun dari Taufik Hidayat ini mulai moncer sejak membawa tim putra Korea Selatan meraih medali emas di Asian Games 2002.
Ia tampil menjanjikan dengan melibas tiga lawannya tak sampai 30 menit per laga.
Satu tahun kemudian, Lee juga membantu timnya meraih Piala Sudirman untuk yang ketiga kalinya. Lagi-lagi ia meraup poin di semua pertandingan yang dilakoninya.
Walaupun mengoleksi puluhan gelar individu di turnamen BWF, Lee Hyun-il tak mampu mendapatkan gelar-gelar di turnamen besar.
Itulah mengapa namanya seolah terlupakan meski memiliki skill yang mumpuni.
Laman BWF bahkan menyebut pergerakannya seperti tarian balet, sesuatu yang jarang ditampilkan oleh para pemain bulutangkis modern.
Peraih medali perunggu Kejuaraan Dunia 2006 ini juga memiliki gerakan yang presisi dan serobotannya kerap memaksa lawan pontang-panting mengamankan area bermainnya.
Setelah Olimpiade 2008, Lee mengumumkan pensiun dari bulutangkis internasional dan hanya ingin mengikuti turnamen nasional.
Namun dua tahun kemudian, ia kembali ke panggung mancanegara usai diyakinkan oleh pelatih dan rekannya karena tim Korea kekurangan pemain tunggal.
Pada 2014, Lee terjun bermain lagi setelah mengumumkan gantung raket untuk kedua kalinya. Semakin berumur, Lee tak kelihatan kehilangan kemampuannya.
Lee Hyun-il masih mampu bersaing di level tertinggi dan sempat mengalahkan Viktor Axelsen dan Chou Tien Chen.
2. Hendrawan
Dari Indonesia, Hendrawan adalah salah satu pemain badminton yang prestasinya seolah terlupakan.
Ia kini lebih dikenal sebagai pelatih andal. Pasalnya, ia sukses memoles pemain-pemain top seperti bintang Malaysia, Lee Chong Wei.
Padahal ketika masih aktif bermain, Hendrawan juga kerap mempersembahkan berbagai prestasi untuk Merah Putih.
Sosok kelahiran Malang ini pernah membawa pulang medali perak Olimpiade Sydney 2000. Namun biasanya peraih medali emas yang akan disorot lebih heboh, seperti misalnya Taufik Hidayat.
Di eranya, yang lebih moncer justru dari sektor ganda putra. Tony Gunawan dan Candra Wijaya merebut medali emas di Olimpiade 2000.
Hendrawan juga menjadi tumpuan tim Piala Thomas hingga akhirnya Indonesia bisa juara tiga kali, yakni pada 1998, 2000, dan 2002.