3 Kelebihan yang Bikin Rehan/Lisa Lebih Diunggulkan daripada Praveen/Melati
INDOSPORT.COM - Berikut tiga kelebihan Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati yang membuat mereka lebih diunggulkan dari Praveen/Melati.
Sebagaimana diketahui, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti saat ini menjadi ganda campurna terbaik di Indonesia.
Namun, karena alasan tertentu, mereka akhirnya dikeluarkan dari Pelatnas PBSI, dan berstatus sebagai pemain profesional.
Perjuangan mereka terhambat ketika Praveen mengalami cedera punggung dan harus naik meja operasi. Melati pun melirik opsi untuk mencari partner baru tahun ini.
Melati sempat berpasangan dengan Moh. Reza Pahlevi Isfahani di sejumlah turnamen, namun ia belum beruntung meraih juara.
Di tengah perjuangan berat Praveen/Melati, muncul pasangan ganda campuran baru yang langsung naik daun, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati.
Gaya permainan Rehan/Lisa membuat mereka digadang-gadang layak jadi the next Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, sang peraih medali emas Olimpiade Rio 2016.
Setelah menjadi finalis Orleans Masters 2022, Vietnam Open 2022, hingga lolos ke semifinal French Open Super 750, dan kini Rehan/Lisa menjuarai Hylo Open 2022.
Munculnya Rehan/Lisa, tentu saja ikut mengancam tahta Praveen/Melati sebagai ganda campuran pemilik ranking tertinggi.
Berikut INDOSPORT merangkum tiga kelebihan Rehan/Lisa yang membuat pasangan muda ini lebih diunggulkan ketimbang Praveen/Melati.
1. 1. Komunikasi Lancar, No Baper
Salah satu alasan utama mengapa Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti didegradasi dari Pelatnas PBSI ialah karena komunikasi yang buruk dan berdampak di permainan.
Tak jarang, Praveen/Melati kalah dari ganda non-unggulan karena komunikasi yang tidak lancar. Namun, Rehan/Lisa adalah kebalikan dari itu, hubungan mereka sangat harmonis.
Rehan kerap memimpin di lapangan, dan Lisa menerima masukan dari partnernya dengan baik. Hal itu pula yang diajarkan oleh ayah dari Rehan, Tri Kusharjanto.
"Saya selalu bilang ke Rehan, jangan pernah ngambek kalau pasanganmu melakukan kesalahan," ucap Trikus via Jawa Pos.
"Tidak boleh buang muka kalau ada yang salah, kalian harus saling memotivasi dan menguatkan. Dengan begitu, orang bisa menilai kualitasmu," pesan Tri Kusharjanto.
2. Rehan/Lisa Memulai dari Nol
Sebagai pasangan muda yang baru saja promosi di Pelatnas PBSI, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati sama-sama memulai dari nol.
Rehan dan Lisa kini sama-sama berusia 20 tahun. Masih panjang waktu mereka untuk berjuang dan meraih beragam prestasi.
Sementara Praveen Jordan sudah lebih dulu mencapai kesuksesan. Ia pernah menjuarai All England 2016 bersama Debby Susanto.
Tahun 2017, barulah Praveen dipasangkan dengan Praveen Melati. Hal ini membuat chemistry mereka tidak sebagus pemain yang sudah bersama sejak level junior.
Meski demikian, tak dapat dipungkiri jika Praveen/Melati juga banyak meraih prestasi, sejak Denmark Open 2017 hingga terakhir kali bermain di Indonesia Open 2022 lalu.
2. 3. Lisa Punya Power Ganda
Tak banyak pemain putri Indonesia yang memiliki power kuat, apalagi sejak Liliyana Natsir memutuskan pensiun di awal tahun 2019. Penerusnya belum sampai di level itu.
Namun, dengan kemunculan Lisa Ayu Kusumawati, harapan itu kembali terukir. Ia memiliki power yang kuat, tak ragu beradu tangguh dengan pemain yang lebih senior.
Tak heran, beberapa pemain unggulan tumbang di tangan Rehan/Lisa, ketika ia melawat ke French Open dan Hylo Open.
Meski demikian, Melati Daeva bukannya pemain yang buruk. Kelebihannya bukan di power, melainkan placing-placing yang apik.
Maka dari itu, tak heran jika Lisa mendapat lebih banyak pujian ketimbang Melati saat ini, sebab tipe permainan mereka memang beda dan punya kelebihan masing-masing.