Fakta BWF World Tour Finals: Ahsan/Hendra Selalu Selamatkan Muka Indonesia, Siapa Berikutnya?
INDOSPORT.COM – Pasangan ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan terbukti selalu berhasil menyelamatkan muka Indonesia di BWF World Tour Finals. Adakah pemain atau pasangan Merah Putih lainnya yang bisa mengangkat beban The Daddies?
BWF World Tour Finals 2022 kembali di Bangkok. Turnamen ini akan digelar tanggal 7-11 Desember di Nimibutr Arena.
Indonesia mengirimkan tujuh wakil yang tersebar di lima sektor berbeda. Mereka akan bersaing dengan para pemain dan pasangan top dari China, Malaysia, Jepang, Thailand hingga Denmark.
Tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung dan ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti jadi wakil Indonesia terakhir yang resmi diundang oleh BWF.
Gregoria Mariska lolos setelah tunggal putri India, PV Sindhu yang memutuskan mundur karena mengalami cedera sejak penampilannya di Commonwealth Games 2022.
Apriyani/Fadia juga memastikan tampil setelah menggantikan pasangan asal Jepang, Nami Matsuyama/Chiharu Shida yang juga memutuskan mundur karena cedera.
Dengan demikian, Gregoria dan Apriyani/Fadia menyusul jejak lima wakil Indonesia yang dulu lulu memastikan lolos berdasarkan perhitungan poin BWF World Tour sepanjang 2022.
Mereka adalah dua ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dua tunggal putra Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting, dan satu ganda campuran Rinov Rivaldy/Putha Haningtyas Mentari.
Dengan mengirimkan tujuh perwakilan di BWF World Tour Finals 2022, maka Indonesia menjadi negara terbanyak kedua setelah China yang mengirimkan 8 wakilnya.
Namun demikian, capaian rekor baru ini tetap dibayangi oleh fakta miris keikutsertaan Indonesia dalam 14 edisi baik di Super Series Finals dan BWF World Tour Finals. Apa itu?
1. Indonesia Kantongi 4 Gelar, Ahsan/Hendra Jadi Tulang Punggung
Sejatinya, dengan lolosnya Gregoria dan Apriyani/Fadia ke BWF World Tour Finals 2022 secara dramatis di detik-detik akhir, Indonesia mampu mencetak rekor mentereng di ajang ini.
Yakni, untuk pertama kalinya dalam sejarah Super Series Finals maupun World Tour Finals sejak 2008, Indonesia berhasil meloloskan wakilnya di seluruh lima sektor berbeda.
Kendati ini merupakan rekor baru selama keikutsertaan selama 14 edisi, Indonesia rupanya hanya baru memenangkan empat gelar juara.
Gelar juara tersebut dimenangkan Indonesia hanya daru satu disiplin yang sama, yakni ganda putra. Ini jelas jadi catatan merah untuk Indonesia yang merupakan salah satu kiblat bulutangkis dunia.
Mirisnya lagi, tiga dari empat gelar yang berhasil dibawa pulang Indonesia diraih oleh satu pasangan saja, yakni duo Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan telah menjalani debut di BWF Super Series Finals 2013 lalu, di mana saat itu mereka langsung menjadi juara pertama.
Kala itu, Ahsan/Hendra menjadi juara setelah mengalahkan pasangan Korea Selatan, Kim Gi-jung/Kim Sa-rang secara straight game dengan skor 21-14 dan 21-16.
Sempat gagal tampil di edisi 204, The Daddies – julukan Ahsan/Hendra kembali memenangkannya setahun kemudian. Ini menjadi gelar kedua yang diraih mereka di ajang penutup musim.
Ahsan/Hendra saat itu harus susah payah demi memenangkan gelar juara. Pasalnya, mereka melalui pertarungan rubber set melawan China yang berakhir dengan kemenangan skor 13-21, 21-14, 21-14.
Ahsan/Hendra kembali memenangkan gelar ketiganya ketika turnamen berubah nama jadi BWF World Tour Finals, tepatnya di tahun 2019.
Ahsan/Hendra meraih gelar juara setelah memenangkan laga sengit melawan rival bebuyutannya, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe, secara straight gim dengan skor 24-22, 21-19.
Gelar keempat yang dimenangkan Indonesia, yang juga dari sektor ganda putra, dimenangkan oleh eks nomor 1 dunia, Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon, pada tahun 2017.
Marcus/Kevin menjadi pasangan ganda putra terakhir yang memenangkan BWF Super Series Finals. Gelar ini diraih usai mereka mengalahkan pasangan Jepang, Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto dengan skor 21-16, 21-15.
Berkaca dari hasil tersebut, Ahsan/Hendra jadi satu-satunya pebulutangkis yang mampu menyelamatkan muka Indonesia di turnamen penutup musim BWF World Tour.
Ahsan/Hendra sendiri berpeluang memenangkan gelar keempatnya pada edisi tahun ini, namun nampaknya tugas mereka dalam memikul beban gelar juara bakal berkurang.
Pasalnya, Indonesia juga memiliki favorit juara lain di sektor ganda putra. Mereka adalah Fajar/Alfian tengah menikmati performa terbaiknya dengan meraih lima gelar juara tahun ini.
Kans gelar juara juga bisa datang dari ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti yang mana tahun ini punya performa meyakinkan sejak dipasangkan di SEA Games Vietnam pada Mei 2022 lalu.
Terlepas dari catatan tersebut, Indonesia jelas diharapkan bisa mengakhiri rapor merah tersebut dengan mampu memenangkan gelar juara tidak hanya dari sektor ganda putra namun juga dari empat sektor lainnya.