Kisah Imelda Wiguna di All England, Sambal Terasi 'Dibayar' Dua Gelar Juara Sekaligus
INDSPORT.COM – Sambal terasi menjadi kunci kesuksesan legenda bulutangkis Indonesia, Imelda Wiguna, meraih dua gelar juara All England. Bagaimana kisahnya?
Imelda Wiguna Kurniawan merupakan pebulu tangkis kelahiran Slawi, Jawa Tengah pada 12 Oktober 1951. Imelda berkecimpung di bulu tangkis Indonesia pada periode 1970-an sampai 1980-an.
Di nomor ganda putri dia pernah berpasangan dengan Theresia Widiastuti, Verawaty Fajrin, dan Rosiana Tendean. Di ganda campuran dia pernah berpasangan dengan Christian Hadinata.
All England 1979 merupakan salah satu prestasi terbaik yang pernah dimenangkan legenda yang akrab disapa Imelda Wigoena. Dia meraih dua gelar sekaligus pada nomor ganda putri dan campuran.
Imelda Wiguna meraih gelar All England di nomor ganda putri bersama Verawati Fadrjin, sedangkan di nomor ganda campuran Imelda meraihnya bersama Chrsitian Hadinata.
Namun tidak pernah ada yang menyangka bahwa Imelda Wiguna berhasil memenangkan kedua gelar tersebut berkat secobek sambal terasi.
Dalam arsip Majalah Tempo (7 April 1979) yang diunggah akun Rubber Game (@rubbergameid) di Twitter, Imelda mengisahkan perjuangan Indonesia memperbaiki nasib di All England.
Pada tahun 1979, PBSI memutuskan memindahkan sementara tempat latihan pelatnas ke Bandung untuk menyesuaikan diri dengan cuara Inggris.
Bagi Imelda Wiguna, cuaca di Inggris kerap membuatnya kesulitan. Tak hanya dingin, tetapi juga sering membuat dia kehilangan nafsu makan.
Tak heran jika sebelum 1979, capaian terbaik Imelda Wiguna di turnamen tertua di dunia ini hanyalah finalis pada 1975.
1. Imelda Wiguna Bawa Bekal Cobek, Cabai dan Terasi
Untuk mengatasi nafsu makan yang berkurang selama mengikuti turnamen All England 1979, Imelda Wiguna pun membawa bekal menu favoritnya, yakni sambal terasi.
“Maka jelang berangkat ke Inggris pada 1979, dia dengan senjaga membawa terasi, cabe rawit, dan cobek untuk membuat sambal,” tulis Rubber Game dalam cuitannya.
Hasilnya ajaib. Imelda bisa makan dengan lahap. “Tiap mau makan saya harus bikin sambal terasi dulu,” tutur Imelda.
Kekuatan sambal terasi itu pada akhirnya membawa Imelda Wiguna berhasil merengkuh gelar All England. Tak cuma satu, tapi dua gelar sekaligus.
Di nomor ganda putri, Imelda/Verawaty berhasil mengalahkan wakil Jepang, Atsuko Tokuda/Mikiko Takada pada partai puncak.
Sementara di ganda campuran, bersama Christian Hadinata, Imelda menang atas wakil Inggris Mike Tredgett/Nora Perry.
All England 1979 sendiri merupakan edisi terbaik Indonesia sepanjang keikutsertaan di turnamen BWF Super 1000 tersebut. Sebanyak 4 dari 5 potensi gelar juara berhasil dibawa pulang Indonesia.
Selain ganda putri dan campuran yang dimenangkan Imelda, gelar lain diraih di nomor tunggal putri dan ganda putra.
Di nomor tunggal putra, Liem Swie King mengalahkan wakil tuan rumah, Flemming Delfs. Sementara di ganda putra, Tjun Tjun/Johan Wahjudi mengalahkan pasangan Swedia, Stefan Karlsson/Claes Nordin.
Mirisnya, gelar juara Imelda Wiguna bersama Verawaty Fadrin adalah yang terakhir kali bagi Indonesia di sektor ganda putri. Artinya, sejak edisi 1979, sektor ini belum mampu menyumbang gelar lagi.
Indonesia termasuk salah satu negara Asia tersukses yang memenangkan banyak gelar di sepanjang sejarah All England. Total Indonesia mengantongi 49 gelar, meski masih kalah dari China (85), Denmark (189), dan Inggris (194).