Eks Tunggal Putra 1 Dunia asal India Buka Lowongan Pelatih, Syaratnya dari Indonesia
INDOSPORT.COM – Mantan tunggal putra ranking 1 dunia, Kidambi Srikanth, dari India, tengah mencari lowongan pelatih luar negeri. Namun, dirinya mengutamakan dari Indonesia.
Kidambi Srikanth ingin sekali lagi bisa menjejakkan kakinya ke hajatan besar Olimpiade edisi Paris 2024 mendatang. Masalahnya, performanya tengah mengalami pasang surut.
Peringkat dunianya saat ini merosot ke posisi 19 dunia, tertinggal dari rising star India, Lakhsya Sen, yang mampu menembus ke peringkat 12 dunia dalam setahun terakhir.
Bukan hanya itu, persaingan tunggal putra di pelatnas Asosiasi Badminton India (BAI) juga semakin sengit seiring meningkatnya performa H.S Prannoy.
Sementara, kualifikasi Olimpiade Paris 2024 hanya memungkinkan dua pemain dari satu negara lolos pada masing-masing sektor cabor bulutangkis yang dipertandingkan.
Oleh karenannya, Kidambi pun merasa tidak bisa terus menerus terjebak dalam keterpurukan. Dirinya berhasrat merekrut pelatih pribadi untuk membantunya menaikkan performa.
Melansir dari Indian Express, Kidambi pun mengutarakan niatnya tersebut kepada pelatih BAI, Pullela Gopichand.
“Saya masih berdiskusi dengan Pak Gopi dan lainnya (soal merekrut pelatih baru), tapi kami punya beberapa nama,” kata Kidambi.
Kidambi menyadari sangat tidak mudah mencari pelatih baru di saat periode Kualifikasi Olimpiade Paris 2024 atau Race to Paris akan dibuka pada Mei mendatang.
Banyak pelatih bulutangkis saat ini masih terikat kontrak dengan pemain atau asosiasi sampai Olimpiade tahun depan atau Asian Games 2022 yang terunda setahun atau akan digelar tahun ini.
1. Kidambi Srikanth Terkesan dengan Pelatih Indonesia
“Sebagian besar pelatih memiliki kontrak hingga Olimpiade atau Asian Games. Tetapi karena Asian Games ditunda, makanya jadi sulit menemukan seseorang (pelatih),” terang Kidambi.
Mengenai kandidat pelatih yang diingiinkan Kidambi, sang pemain berharap bisa merekrut pelatih dari Indonesia atau Malaysia lantaran gaya kepelatihan kedua negara ini berbeda dengan yang lain.
"Saya cuma mau mencoba sesuatu yang berbeda tetapi tidak meninggalkan apapun yang bisa saya coba jelang Olimpiade 2024," kata Kidambi.
"Gaya melatih dari pelatih Indonesia cocok untuk saya karena lebih agresif," tambah juara Indonesia Open 2017 itu.
Keinginan Kidambi merekrut pelatih dari Indonesia sejatinya tak lepas dari pengalaman pribadinya ditangani dua pelatih Indonesia, yakni Mulyo Handoyo dan Agus Dwi Santoso.
Mulyo Handoyo merupakan mantan pelatih legenda Indonesia, Taufik Hidayat, yang juga pernah melatih sejumlah negara seperti India dan Singapura.
Di bawah tangan dingin Mulyo Handoyo, Kidambi mencicipi masa-masa manis. Yakni, mencapai lima partai final turnamen Super Series dan memenangkan empat di antaranya.
Namun, masa-masa indah itu tidak berlangsung lama. Setelah Mulyo resign pada 2018, Kidambi kesulitan meraih juara. Hasil terbaiknya saat itu hanya mencapai final Indian Open 2019.
Selanjutnya pada 2020 Kidambi kembali berlatih di bawah arahan Agus Dwi Santoso. Agus memberikan warna baru dalam gaya permainannya, yang cenderung mengarah ke gaya tunggal putra Indonesia.
Hasil pelatihan yang dijalani bersama Agus begitu dirasakan Srikanth dengan dirinya mampu menembus babak perempat final Denmark Open 2020.
Namun Kidambi harus berpisah lagi dengan Agus Dw Santoso yang memutuskan melanjutkan karier ke Thailand pada 2022 silam.
Musim 2017 menjadi tahun paling gemilang dalam karier Srikanth. Dia memenangkan 4 turnamen Super Series di Indonesia, Australia, Denmark, dan Prancis, serta 1 runner-up Super Series di Singapura.