3 Pelanggaran Fatal Bulutangkis yang Diganjar Kartu Hitam, Termasuk yang Libatkan Indonesia
INDOSPORT.COM - Setidaknya ada tiga insiden dalam pertandingan bulutangkis yang berbuah kartu hitam dari wasit.
Ketiga insiden tersebut pastinya dianggap fatal dan pantas diganjar sanksi terberat dalam sebuah pertandingan karena telah mencederai sportivitas.
Dalam bulutangkis sendiri ada tiga kartu yang bisa dikeluarkan wasit sesuai tingkatan pelanggaran yang dilakukan oleh pemain.
Paling rendah adalah kartu kuning yang berfungsi sebagai peringatan. Sebelumnya, wasit biasanya telah memberikan peringatan secara verbal kepada pemain sebelum menghadiahkan kartu kuning.
Si penerima kartu tidak akan kehilangan poin, tapi ia wajib membayar denda usai pertandingan. Kemudian kartu merah diberikan ketika seorang pemain terus menerus melakukan pelanggaran atau pelanggaran yang signifikan.
Si pemain akan kehilangan reli dan pemain lawan akan menerima 1 poin tambahan. Terakhir, ada kartu hitam. Seorang pemain akan menerima kartu hitam karena kesalahan yang berlebihan.
Pemain tersebut akan langsung didiskualifikasi dari pertandingan. Merujuk statuta BWF, jika insiden ini terjadi dalam kompetisi beregu, keseluruhan tim akan ikut dikeluarkan dari turnamen.
Usai pertandingan, si pemain yang mendapat kartu hitam juga biasanya akan mendapat tambahan sanksi dari BWF atau federasi bulutangkis negaranya seperti larangan tanding.
Dalam sejarah bulutangkis modern, setidaknya ada tiga kali kejadian fatal di mana pemain kelas dunia harus menerima kartu hitam.
Bahkan ada juga pasangan pemain ganda dari Indonesia yang pernah menerimanya. Siapa saja mereka?
1. Baku Hantam di Atas Lapangan
Para fans bulutangkis mungkin tidak bisa lupa dengan kejadian baku hantam yang terjadi di partai final Canada Open 2013 silam ini.
Saat itu, pemain ganda putra asal Thailand, Bodin Issara, menyerang rekan senegaranya sendiri, Maneepong Jongjit. Keduanya dulu pernah berpasangan, tapi di Canada Open mereka menggandeng rekan baru masing-masing.
Rupanya masih ada perselisihan di antara keduanya. Maneepong dan Bodin saling mengumpat di set pertama hingga akhirnya keduanya saling kejar-mengejar.
Sebagai aksi pertahanan diri, Maneepong mengibaskan raketnya hingga mengenai telinga Bodin sampai berdarah. Makin geram, Bodin Issara langsung menyerang Maneepong Jongjit.
Keduanya langsung diganjar kartu hitam dan dikeluarkan dari turnamen. Bodin Issara dilarang bertanding selama dua tahun, sementara Maneepong Jongjit disanksi selama tiga bulan.
Mengumpat ke Wasit
Selanjutnya ada pemain tunggal putra asal Skotlandia, Scott Evans. Ia dihadiahi wasit kartu hitam dalam pertandingan perempatfinal di Norwegian Open 2011.
Insiden itu bermula ketika Scott Evans tengah bermain melawan Yuhan Tan, pemain blasteran Belgia-Indonesia.
Evans kehilangan kesabaran karena merasa wasit terlalu berpihak ke pemain lawan. Ia lalu mengeluarkan umpatan kasar ke wasit dan keluar lapangan tanpa menyalami wasit.
Semenit kemudian ia kembali ke lapangan untuk meminta maaf, tapi sudah terlambat. Wasit pun mengeluarkan kartu hitam dan ia didiskualifikasi dari turnamen.
Scott Evans mengakui kalau dirinya mudah meledak. Didasari keinginan untuk berubah, ia langsung menemui psikolog olahraga. Aksinya itu pun dinilai sebagai iktikad baik oleh panel disiplin BWF.
Akhirnya, ia hanya harus menjalani satu dari tiga hukuman yang biasanya didapat oleh penerima kartu hitam. Dari kehilangan poin turnamen, dapat larangan tanding, dan membayar denda, Evans hanya disuruh melakukan yang terakhir.
Berkat keringanan hukuman, Scott Evans tak perlu kehilangan poin dan akhirnya bisa lolos kualifikasi untuk tampil di Olimpiade 2012.
2. Catatan Hitam di Olimpiade
Berikutnya adalah insiden fatal yang terjadi di ajang sekelas Olimpiade, tepatnya di Olimpiade London 2012.
Empat pasangan ganda putri dari Indonesia, China, dan Korea Selatan melakukan tindakan yang tak sportif dengan sengaja mengalah demi mendapatkan lawan mudah di babak selanjutnya.
Yu Yang/Wang Xiaoli, Jung Kyung-eun/Kim Ha-na, Ha Jung-eun/Kim Min-jung, serta Greysia Polii/Meiliana Jauhari mendapat kartu hitam dan langsung didiskualifikasi dari Olimpiade.
Greysia Polii dan Meiliana Jauhari lalu disanksi tak boleh mengikuti pertandingan BWF maupun PBSI selama empat bulan pasca kejadian tersebut.