Indonesia Bakal Untung! Dihantui Nasib Sial, Ganda Putri Malaysia Kini Kehilangan ‘Jiwa Pembunuh’
INDOSPORT.COM – Ganda putri Malaysia, Pearly Tan/Thinaah Muralitharan kembali mengalami nasib sial usai tersingkir di Swiss Open 2023, yang bisa memberikan keuntungan untuk Indonesia.
Pearly Tan/Thinaah Muralitharan tengah menjadi sorotan karena kembali mencatatkan hasil buruk di dua turnamen terakhirnya.
Sebelumnya Pearly/Thinaah tersingkir pada babak 32 besar All England 2023 yang berlangsung pada 14-19 Maret akhir pekan lalu.
Saat itu, ganda putri andalan Negeri Jiran kalah lewat rubber games dengan skor 13-21, 21-15 dan 15-21 dari wakil Jepang, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara, pada babak pertama.
Kemudian kembali kalah di babak awal usai tumbang 15-21, 21-14 dan 16-21 atas pemain non-unggulan asal Chinese Taipei, Lee Chia Hsin/Teng Chun Hsun, di 32 besar Swiss Open 2023.
Kalah secara beruntun di dua turnamen terakhir tentu membuat Pearly Tan/Thinaah Muralitharan menjadi sorotan.
Bahkan Hoo Thien How selaku pelatih ganda mengatakan bahwa anak didiknya bak kehilangan hasrat ‘pembunuh’.
“Yang saya lihat di dua turnamen ini, serangan mereka tidak berhasil membunuh lawan,” kata Hoo Thien How, dilansir dari BHarian.
“Ketika lawan menyerang, mereka hanya bertahan tanpa ada ide, hanya mengembalikan bola sehingga memudahkan lawan untuk membunuh mereka,” jelasnya.
Selain itu, Hoo Thien How juga mengatakan bahwa Pearly Tan/Thinaah Muralitharan kerap melakukan kesalahan sendiri hingga tersingkir di All England dan Swiss Open 2023. Penurunan performa ini bisa memberikan keuntungan untuk Indonesia.
1. Pearly/Thinaah Harus Segera Bangkit
Lebih lanjut Hoo Thien How mengungkapkan bahwa Pearly Tan/Thinaah Muralitharan memang kerap membuang poin sehingga menjadi keuntungan bagi lawan saat tampil di All England maupun Swiss Open 2023.
"Selain itu, mereka banyak melakukan kesalahan sendiri,” tukasnya.
“Saya melihat Pearly bermain kemarin, mereka banyak melakukan kesalahan, lawan tidak membunuh kami tapi kami memberi mereka poin mudah," ujar sang pelatih.
Dengan sisa waktu kurang dari dua bulan menjelang babak kualifikasi Olimpiade Paris 2024 mulai 1 Mei mendatang, Thien How menuntut agar mereka kembali fokus penuh untuk mengembangkan performanya.
"Yang paling penting sekarang adalah mengembalikan permainan nyata dan tingkat kepercayaan diri mereka,” kata Hoo Tien How.
“Untuk mendapatkan kembali kepercayaan diri, mereka harus menang," ujarnya.
Sekadar informasi, Pearly/Thinaah memiliki waktu satu bulan untuk mempersiapkan diri sebelum penugasan internasional berikutnya.
Yakni di Kejuaraan Bulutangkis Asia di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) dari 25 hingga 30 April 2023 mendatang.
Penurunan performa yang dialami oleh Pearly/Thinaah tentu menjadi keuntungan sendiri bagi ganda putri Indonesia, khususnya Apriyani Rahayu/Siti Fadia yang berpotensi berhadapan dengan wakil Malaysia tersebut tetapi peluang tersebut kini tertutup.
Apriyani/Fadia sendiri lolos ke babak selanjutnya dan akan berhadapan dengan Supissara Paewsampran/Puttita Supajirakul di babak kedua Swiss Open 2023.
Baca berita sepak bola dan olahraga lainnya di Google News