Taufik Hidayat dan Rekor-rekor Gila Atlet Indonesia di Dunia Bulutangkis
INDOSPORT.COM - Menjadi salah satu negara raksasa, atlet Indonesia ternyata banyak yang berhasil menciptakan rekor-rekor tak tergantikan di dunia bulutangkis. Apa saja rekor itu?
Di antara cabang olahraga yang ada, bulutangkis bisa dibilang merupakan salah satu yang menjadi favorit masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Kepopuleran olahraga tepok bulu ini sendiri tak mengherankan, mengingat sudah banyak prestasi yang dihasilkan dan pastinya membuat bangga Indonesia di dunia internasional.
Prestasi itu antara lain adalah emas olimpiade pertama dan kedua Indonesia berasal dari cabor bulutangkis, yang dipersembahkan oleh Susy Susanti dan Alan Budikusuma pada 1992 silam.
Ada juga prestasi membanggakan yang pernah ditorehkan oleh Rudy Hartono. Ia merupakan tunggal putra terbaik Indonesia yang total sudah 8 kali menjuara All England
Selain prestasi-prestasi gelar juara, Indonesia nyatanya juga mampu menciptakan sejumlah rekor-rekor fantastis di dunia bulutangkis.
Ya, berikut INDOSPORT telah merangkum rekor-rekor hebat wakil Indonesia dalam dunia bulutangkis, yang hingga kini belum ada yang menyaingi:
Taufik Hidayat Jadi Atlet Termuda yang Menempati Peringkat 1 Dunia
Taufik Hidayat memang menjadi salah satu legenda tunggal putra Indonesia yang prestasinya akan sulit diikuti oleh pebulutangkis tunggal putra Tanah Air manapun.
Salah satu prestasi dari Taufik Hidayat yang sulit ditiru oleh wakil Indonesia lainnya yaitu menempati peringkat 1 dunia di usianya yang masih 17 tahun.
Bahkan tak hanya menempati peringkat 1 dunia di usia 17 tahun, Taufik Hidayat juga sukses menjadi tunggal putra pertama yang mengawinkan gelar Olimpiade dengan Kejuaraan Dunia Bulutangkis.
1. Mia Audina Jadi Pemain Termuda di Piala Thomas
Meski berumur 14 tahun, Mia Audina nyatanya sukses memberikan prestasi yang luar biasa membanggakannya untuk Indonesia, terlebih lagi prestasi tersebut ditorehkannya di turnamen sebergengsi Piala Uber.
Mia Audina diketahui berhasil menjadi penentu kemenangan tim bulutangkis putri Indonesia di gelaran Piala Uber 1994 dan 1996 di usianya yang masih sangat muda.
Akibat kelihaiannya tersebut, Mia Audina mendapat julukan 'Si Anak Ajaib'. Sayang, kariernya bersama Indonesia tidak bertahan lama, karena selanjutnya ia memilih berkarier di Belanda.
Setelah berkarier di Belanda, Mia Audina pernah menjadi salah satu kunci keberhasilan Negeri Kincir Angin sukses menembus semifinal Piala Uber 2002.
Tony Gunawan yang Bersinar di 2 Negara
Tony Gunawan menjadi pemain ganda yang sukses membela dua negara. Bersama Indonesia, ia sukses meraih banyak gelar bergengsi dan bahkan meraih medali emas Olimpiade Sydney 2000 dan menjadi Juara Dunia.
Tony Gunawan pertama kali menjuarai Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2001. Berpasangan dengan Halim Heryanto, Tony sukses mengalahkan wakil Korea Selatan, Ha Tae-kwon/Kim Dong-moon dengan skor 15-0 dan 15-13.
4 tahun berselang, Tony Gunawan kembali menembus final Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2005. Hanya saja kali ini ia bersatus warga Amerika Serikat.
Di partai final, ia mengalahkan ganda putra Indonesia, Candra Wijaya/Sigit Budiarto dengan skor 15-10, 10-15, dan 15-11. Tony pun jadi orang pertama yang dua kali menjuarai Kejuaraan Dunia Bulutangkis dengan status beda warga negara.