Belum Dapat Hall of Fame BWF? Taufik Hidayat Bisa Contoh Kesabaran Christian Hadinata
INDOSPORT.COM - Soal anugerah Hall of Fame BWF yang sampai sekarang belum didapat, Taufik Hidayat bisa meniru kesabaran legenda bulutangkis Indonesia, Christian Hadinata.
Belakangan, Taufik Hidayat terseret dalam polemik soal dirinya tidak masuk dalam Hall of Fame BWF di saat dua rival sengitnya, Lee Chong Wei dan Lin Dan, mendapatkannya bersamaan.
Lee Chong Wei dan Lin Dan yang mendominasi sektor tunggal putra di era yang sama, menjadi salah satu alasan Presiden BWF, Poul-Erik Hoyer, memberikan penghargaan pada mereka.
Masalah pun mengemuka. Sejumlah BL meyakini Taufik Hidayat pantas mendapatkannya karena prestasinya serta keputusan pensiun lebih dulu dari Lee Chong Wei dan Lin Dan.
Tak sembarang atlet bulutangkis bisa masuk Hall of Fame. Penghargaan diberikan kepada insan bulutangkis yang dianggap memiliki prestasi maupun jasa besar terhadap perkembangan olahraga itu.
Selain itu, BWF juga menetapkan syarat bahwa Hall of Fame diberikan kepada legenda bulutangkis yang sudah memasuki masa pensiun lebih dari lima tahun.
Taufik Hidayat kepada Jebreeet Media TV beberapa waktu lalu sempat menyatakan dirinya tidak peduli dengan Hall of Fame BWF karena yang terpenting baginya adalah prestasi.
Namun situasi malah semakin memanas ketika Taufik Hidayat diduga melontarkan sindiran kepada Lee Chong Wei lewat unggahan di akun Instagram pribadinya.
“Pernah Champion apa? SEA Games? World Cham? Olympiq? hhhhhhhmmmmmmmso buat negara apa? kita semau kawan brooo,” tulis peraih medali emas Olimpiade 2004 tersebut.
Sindiran ini membuat BL Malaysia murka sampai akhirnya menyerang Taufik Hidayat secara virtual. Tak sampai di situ saja, seorang BL asal Indonesia juga meminta Taufik Hidayat bersabar dan mencontoh Christian Hadinata.
“Terkadang blak-blakan dan tidak bisa mengontrol diri memang beda tipis. Suka saat dia (Taufik Hidayat) memberikan kritikan pedas ke atlet tapi untuk kasus yang satu ini rasanya terlalu berlebihan,
"Bahkan sampai membandingkan gelarnya dengan gelar Lee Chong Wei rasanya kurang berwibawa,” tulis netizen Bayu Arisandy di akun Twitter-nya.
1. Christian Hadinata: Butuh 15 Tahun untuk Hall of Fame BWF
BL bernama Bayu Arisandy tersebut juga menyebut Christian Hadinata yang dengan sabar menunggu selama 15 tahun sampai akhirnya masuk Hall of Fame BWF.
Dipahami Christian Hadinata aktif bermain bulutangkis sampai 1986 ketika dia gantung raket. Namun, namanya baru masuk Hall of Fame setelah penantian selama 15 tahun.
Sekedar informasi, Hall of Fame BWF sendiri baru pertama kali diselenggarakan pada tahun 1997 atau 10 tahun setelah Christian Hadinata pensiun.
“Sebagai contoh Christian Hadinata bermain sampai 1986, dia diberikan penghargaan Hall Of Fame tahun 2001 atau 15 tahun setelah pensiun,
"Seharusnya Taufik Hidayat bersabar, tidak perlu downgrading Lee Chong Wei dan pemain lain hanya karena beum diberikan gelar tersebut,” lanjut Bayu Arisandy.
“Dipikir juga seperti itu.BWF sudah punya list tinggal tunggu setiap tahun rilis, gak usah takut kalau emang prestasi mumpuni sebelum pensiun yah bakal dimasukin juga.belum diberikan gelar tersebut,” tambahnya.
Saat dianugerahi Hall of Fame pada 2001 silam, Christian Hadinata menjadi legenda Indonesia ketiga setelah Rudy Hartono (1997) dan Dick Sudirman (1997).
Christian Hadinata merupakan pemain dan pelatih spesialis ganda yang paling konsisten.
Sebagai pemain, sederet torehan emas diraih, yakni dua kali Juara Dunia, empat kali Piala Thomas (1973, 1976, 1979, 1984), juara Asian Games, Kejuaraan Asia, SEA Games dan masih banyak lagi.
Di era karier bermainnya, Christian Hadinata bermain di ganda putra dan ganda campuran bersama Atik Jauhari, Retno Kustijah, Ade Chandra, Bobby Ertanto, Lius Pongoh, Ivana Li, Hadibowo, hingga Liem Swie King.
Selanjutnya, setelah Christian Hadinata, sejumlah legenda Indonesia juga mampu masuk ke dalam Hall of Fame BWF seperti Liem Swie King (2002), Susy Susanti (2004), Tjun Tjun/Johan Wahjudi (2009), dan Rexy Mainaky/Ricky Soebagdja (2009)
Liliyana Natsir menjadi pemain Indonesia terakhir yang masuk Hall of Fame. Spesialis ganda campuran ini gantung raket pada 2019, namun dia mendapatan anugerah tersebut tiga tahun kemudian karena prestasinya.
Dia menorehkan prestasi membanggakan, seperti medali emas Olimpiade Rio 2016, medali perak Olimpiade Beijing 2008, empat kali juara dunia dengan dua pasangan berbeda, dua kali juara Asia dan berbagai title bergengsi lainnya.
Sumber: Twitter