x

Kutukan Lin Dan di Indonesia Open yang Terus Menghantui Seumur Hidup

Selasa, 13 Juni 2023 11:40 WIB
Penulis: Miranti | Editor: Isman Fadil
Di balik manisnya gelar sebagai raja bulutangkis dengan gelar terkomplet di dunia, Lin Dan rupanya punya rekor buruk di Indonesia Open sampai gantung raket.

INDOSPORT.COM –  Di balik manisnya gelar sebagai raja bulutangkis dengan gelar terkomplet di dunia, Lin Dan rupanya punya rekor buruk di Indonesia Open sampai gantung raket.

Mantan penguasa puncak tunggal putra di ranking BWF asal China, Lin Dan, belum lama ini dianugerahi Hall of Fame di Kuala Lumpur Convention Centre, Malaysia, pada Jumat (26/5/23).  

Tak sembarang atlet bulutangkis bisa masuk Hall of Fame. Penghargaan diberikan kepada insan bulutangkis yang dianggap memiliki prestasi dan jasa besar terhadap perkembangan olahraga itu.

Semasa kariernya sebelum pensiun pada Sabtu (4/7/20), Lin Dan dibandingkan atlet lain saat itu memang terbilang yang paling konsisten dan komplet secara pencapaian gelar.

Lin Dan pernah meraih dua medali emas Olimpiade, lima kali juara dunia, enam kali juara All England, dan sederet gelar di ajang BWF World Tour.

Baca Juga

Namun tahukah jika di balik perkasanya Lin Dan dengan sederet penghargaan yang pernah diraih, Lin Dan memiliki satu kutukan yang tidak bisa dipatahkan bahkan hingga di pengujung kariernya.

Tak lain lantaran eks pebulutangkis top di ranking BWF itu tidak pernah bisa merasakan manisnya menjuarai ajang bergengsi Indonesia Open.

Baca Juga

Indonesia Open seolah menjadi turnamen dengan catatan gelap bagi Lin Dan yang tidak pernah merasakan capaian  baik di sana.

Dilansir dari laman BWF, selama 10 kali bertanding di Indonesia Open, capaian terbesar Lin Dan hanyalah mencapai babak semifinal pada edisi 2004.

Saat di Indonesia Open 2004, misi Lin Dan melaju ke babak final harus pupus dari rival abadinya sekaligus jagoan tuan rumah, Taufik Hidayat. Lin Dan kalah 15-5, 5-15, 11-15.

Baca Juga

1. Statistik Buruk Lin Dan di Indonesia Open

Statistik Buruk Lin Dan di Indonesia Open.

Jika pencapaian terbaik Lin Dan di Indonesia Open hanya mencapai semifinal pada edisi 2004, lalu bagaimana statistik lengkap penampilannya?

Ya, jika merunut lebih jauh tentang penampilannya di Indonesia Open, Lin Dan yang berlabel atlet top di ranking BWF justru lebih banyak terdepak di babak awal bahkan dia kalah dari non-unggulan.

Debutnya di Indonesia Open dimulai pada tahun 2002. Saat itu Lin Dan langsung kandas di babak 64 besar dari pebulutangkis tuan rumah, Irwansyah, dengan skor telak 9-15 dan 9-15.

Setahun berikutnya, rekor buruk Lin Dan berlanjut kala dia Kembali terdepak dari Mo Shon (Korea Selatan) dengan rubber gim, 9-15, 15-3, 11-15.

Membaik di 2005 setelah melesat ke semifinal, momentum Lin Dan di Indonesia Open harus terjeda karena absennya da dalam tiga edisi beruntun.

Baca Juga

Sampai pada akhirnya, asa Lin Dan kembali terajut kala dia comeback di Indonesia Open 2009. Hanya saja, kutukan itu tak pernah bisa lepas dari Lin Dan.

Saat itu dia terjegal kompatriotnya, Chen Jin, 21-8, 17-21, 4-21. Setelahnya, sampai pada Indonesia Open 2019, Lin Dan justru makin jeblok.

Baca Juga

Suami dari eks ratu bulutangkis Xie Xingfang tersebut dari tahun ke tahun silih berganti terhenti di round 32 atau round 16 besar.

Terakhir penampilannya di Indonesia Open terjadi pada tahun 2019. Atlet yang dijuluki Super Dan tersebut tersingkir di babak kedua Indonesia Open 2019 oleh Chou Tien Chen.

Secara kesimpulan, kutukan Lin Dan di Indonesia Open itu seolah kontradiktif dengan pencapaian dua rival di eranya, Lee Chong Wei dan Taufik Hidayat.

Baca Juga

2. Derita Lin Dan, Jadi Kejayaan Taufik Hidayat

Derita Lin Dan, Jadi Kejayaan Taufik Hidayat.

Jika disimpulkan memang harus diakui bahwa Lin Dan, Taufik Hidayat, Lee Chong Wei, dan legenda bulutangkis Denmark, pernah bersaing ketat pada masanya.

Mereka silih berganti untuk merajut gelar juara, bahkan kadang kala mereka silih berganti menguasai puncak ranking BWF.

Khusus membahas rivalitas Indonesia Open, dari rivalitas mereka, Lin Dan serta Peter Gade bisa disebut yang paling apes. Mereka tidak pernah juara di ajang Super Series Premier kala itu.

Sementara Lee Chong Wei (Malaysia) dan Taufik Hidayat justru menjadi pebulutangkis yang paling banyak gelar di Indonesia Open.

Dalam catatan sejarah menurut BWF, Taufik Hidayat dan Lee Chong Wei sama-sama mengoleksi enam gelar juara tunggal putra di Indonesia Open.

Taufik Hidayat menyabet gelar juara Indonesia Open masing-masing pada tahun 1999, 2000, 2002, 2003, 2004, dan 2006.

Sementara Lee Chong Wei mengejar dengan gelar juara Indonesia Open di tahun 1999, 2000, 2002, 2003, 2004, 2016.

Lee Chong Wei, Taufik Hidayat, dan legenda Ardy B .Wiranata yang  mengoleksi enam gelar juara Indonesia Open, sejauh ini masih belum bisa dipatahkan atlet lainnya.

Mungkin saja di masa depan, seiring berjalannya waktu, akan ada atlet top tunggal putra yang meraih lebih dari enam kali juara Indonesia Open.

Lin DanIndonesia OpenBulutangkisBerita BulutangkisRanking BWFIndepth

Berita Terkini