Nova Widianto Makin Sukses dan Disegani di Malaysia, Ganda Campuran PBSI Gigit Jari?
INDOSPORT.COM – Ganda campuran PBSI bisa saja gigit jari usai kehilangan sosok Nova Widianto yang kini makin sukses dan disegani sebagai pelatih di Malaysia.
Nova Widianto saat ini tengah menikmati kariernya yang terus menanjak sebagai pelatih di nomor ganda campuran Malaysia.
Bagaimana tidak, sejak bergabung dengan Asosiasi Bulutangkis Malaysia (BAM) pada Desember 2022 lalu, Nova telah mampu memberikan perubahan besar di sektor ganda campuran.
Hal ini bisa dibuktikan dengan menanjaknya performa Chen Tang Jie/Toh Ee Wei, yang baru saja dipasangkan pada Desember tahun lalu namun mampu memberikan kejutan.
Sejak diambil alih oleh Nova Widianto, tercatat Chen/Toh mampu menjadi semifinalis di Singapore Open 2023, dan dua kali juara yakni di Orleans Masters dan Taipei Open 2023.
Hasil apik di sepanjang paruh musim 2023 ini pun membuat Chen/Toh juga melesat di ranking BWF, yakni naik empat peringkat ke posisi 15 per Selasa (27/6/23).
Berhasil mengalami peningkatan performa dan meraih dua gelar juara berkat andil besar Nova Widianto membuat Chen Tang Jie/Toh Ee Wei begitu menghormati pelatih barunya.
Bahkan kehadiran Nova membuat anak didiknya semakin bersemangat dan bertekad ingin meraih prestasi seperti eks pelatih PBSI tersebut.
“Nova Widianto seperti sosok ayah bagi kami dan dia memperlakukan kami sangat baik. Dia membuat kami merasa percaya diri. Saya harap bisa memenangi setiap turnamen yang pernah dia raih di masa lalu,” ucap Toh Ee Wei, dilansir dari The Star.
Di sisi lain, kepergian Nova Widianto bisa membuat ganda campuran PBSI gigit jari dan dalam bahaya karena kehilangan sosok pelatih hebat seperti dirinya.
1. Ganda Campuran Indonesia Dalam Bahaya?
Kehilangan sosok Nova Widianto tentu bisa menjadi salah satu kesalahan besar bulutangkis Indonesia terutama di nomor ganda campuran.
Bagaimana tidak, Nova dikenal sebagai pelatih dan mantan pemain ganda campuran dengan reputasi yang tinggi.
Sebelum menjadi pelatih, Nova juga memiliki catatan mentereng selama menjadi pebulutangkis profesional. Yakni dua kali tampil sebagai juara dunia ganda campuran bersama Liliyana Natsir di edisi 2005 dan 2007, serta perak Olimpiade Beijing 2008.
Sedangkan saat menjadi pelatih, tangan dinginnya mampu mencatatkan sejarah. Salah satunya ialah membantu Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir meraih medali emas di Olimpiade Rio 2016, di mana mampu mengalahkan Chan Peng Soon/Goh Liu Ying di final.
Kemudian membuat Praveen Jordan/Melati Daeva merasakan masa jayanya sebelum akhirnya terdegradasi dari Pelatnas PBSI.
Selain itu, Nova juga berhasil membantu Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari dan Rehan Naufal/Lisa Ayu juga mengalami peningkatan performa terutama pada tahun 2022 lalu.
Namun kini kepergian Nova Widianto juga cukup berdampak pada penampilan ganda campuran Indonesia yang mulai inkonsisten.
Maka tak heran jika kepergian Nova Widianto bisa menjadi salah satu penyesalan besar bagi bulutangkis Indonesia .
Di sisi lain, kehadiran Nova tengah menjadi angin segar bagi nomor ganda campuran Malaysia, terutama bagi BAM.
Sebab selama ini ganda campuran Malaysia hanya mengandalkan pemain independen seperti Goh Soon Huat/Lai Shevon Jemie dan Tan Kian Meng/Lai Pei Jing.