Geram Diancam Pembunuhan, Curhat Getir Kirsty Gilmour Rival Gregoria Mariska di Medsos
INDOSPORT.COM – Bintang bulutangkis tunggal putri Skotlandia, Kirsty Gilmour, rival Gregoria Mariska, curhat getir dengan ancaman pembunuhan dari oknum di media sosial.
Kirsty Gilmour bisa disebut ratu bulutangkis dengan beragam pencapaian di antara lesunya cabor ini di negara Skotlandia. Saat ini dia berada di Top 25 ranking BWF.
Beragam gelar yang diraih seperti juara SaarLorLux Open 2020, Scottish Open 2018, Dutch Open 2015, dan masih banyak lagi.
Di antara kegemilangan prestasinya, Kirsty Gilmour rupanya tak bisa lepas dari bully-an atau perundungan yang dilakukan oknum di media sosial.
Beberapa waktu lalu, pebulu tangkis kelahiran 21 September 1993 itu pernah mengungkapkan curhatan getir kepada media ternama dunia, BBC, bahwa dia mendapatkan pesan pelecehan dan ancaman pembunuhan .
Ancaman itu diterima Kirsty Gilmpur ketika dia gagal dalam dua turnamen bulutangkis terakhir yang diikuti, yakni All England 2023 dan Swiss Open 2023.
Di All England 2023, Kirsty Gilmour terdepak di babak 32 besar. Sedangkan di Swiss Open 2023, dia terdepak di babak perempat final oleh Gregoria Mariska.
Hal mengerikan ini membuat Kirsty Gilmour sempat melaporkan kejadian ke polisi setempat agar kasus pelecehan dan ancaman pembunuhan padanya segera diusut tuntas.
Rival Gregoria Mariska itu juga mengungkapkan fakta lain jika ancaman itu sudah sering terjadi pada pemain karena sejumlah oknum kesal jika jagoannya kalah dan langsung menyerang ke atlet dengan kata kasar.
Teranyar, dalam wawancara yang dilansir dari laman BBC, Kirsty Gilmour konsisten menyuarakan pendapat tentang pelecehan dan ancaman padanya di media sosial.
1. Perlawanan Kirsty Gilmour
Media BBC pada Rabu (05/07/23) menuliskan sebuah headline, “Pemain Bulutangkis Kirsty Gilmour Hidup dengan Serangan Media Sosial yang Menghebohkan.”
Menurut Kirsty Gilmour, ancaman hingga ujaran kebencian di media sosial yang diterimanya itu hampir selalu berasal dari akun anonim.
Akun anonim itu biasanya adalah oknum yang baru saja kalah taruhan dan langsung mengirimkan pesan ancaman padanya.
“Rupanya saya korban dari kejahatan mafia judi yang menyebalkan. Saya jadi korban judi karena kalah saya kalah dalam pertandingan bulutangkis,” ujar Kirsty Gilmour.
“Menerima pesan jahat secara online itu menyebalkan, terus terang saja. Sejujurnya awalnya saya hanya menertawakan, namun jika terus-menerus itu akan merusak hari saya.”
“Tidak ada gunanya ketika saya membalas pesan mereka. Apa yang ingin saya katakan kepada mereka tidak akan membuat Tuhanku senang,” sambungnya.
“Hanya saja sebagai manusia biasa, terkadang membalas dengan perkataan kotor saja tidak cukup untuk memberikan efek jera.”
BWF sebagai federasi bulutangkis dunia telah menganggap serius laporan Kirsty Gilmour dengan cara melacak identitas oknum yang memberikan ancaman pembunuhannya.
Keith Russell selaku Ketua Badminton Scotland mengatakan pihaknya sudah menghubungi Kirsty Gilmour dan berjanji untuk melindungi kesehatan mental semua pemain dan staff.
Selain Kirsty Gilmour, pebulu tangkis Adam Hall yang juga merupakan tonggak bulutangkis Skotlandia yang menerima ancaman serupa.