Apa Kabar Li Yongbo? Pelatih China yang Doyan Main Sabun Kini Jadi Juragan Durian
INDOSPORT.COM – Setelah memuruskan untuk tak lagi menjadi pelatih bagi bulutangkis tim nasional China, Li Yongbo kini beralih menjadi seorang pebisnis yang menjual durian.
Siapa yang tak kenal dengan Li Yongbo? sosoknya sentral dalam sejarah bulutangkis China, baik saaat menjadi pemain maupun pelatih.
Li Yongbo dulunya bermain di nomor ganda putra bersama Tian Bingyi, dan meraih sejumlah gelar bergengsi seperti All England 1987, 1988, 1991 dan Kejuaraan Dunia pada 1987 dan 1989.
Sementara sebagai seorang pelatih, tangan dinginnya mampu menciptakan sejumlah pebulutangkis ternama, dan bisa dibilang semua anak didiknya berhasil gemilang dan meraih kejayaan.
Contohnya saja Chen Qingchen/Jia Yifan, pasangan ganda putri yang dipadukan oleh Li Yongbo pada 2014, yang mampu mencetak sejarah sebagai pasangan terlama yang menduduki peringkat pertama dalam ranking BWF di sektornya.
Selain itu, di bahwa kepemimpinannya, Li Yongbo membuat China sebagai negara bulutangkis yang ditakuti dunia, yakni sempat menyapu bersih medali emas di Olimpiade 2012.
Sejauh ini tercatat ia membawa China memenangkan 18 medali olimpiade emas, 10 Piala Sudirman, 9 Piala Uber, dan lima Piala Thomas. Lebih dari 90 juara dunia telah ia cetak.
Li Yongbo, Si Pelatih Doyan ‘Main Sabun’
Akan tetapi selama menjadi pelatih selama 24 tahun, sosoknya terkenal amat kontroversial karena senang ‘main sabun’ saat memimpin bulutangkis China.
Sekadar informasi, main sabun berarti tidak bertindak jujur dalam sebuah permainan, dan menghalalkan berbagai cara agar anak didiknya meraih kemenangan.
Salah satunya yang paling terkenal ialah meminta Ye Zhaoying untuk sengaja kalah di semifinal agar Gong Zichao selaku rekan senegaranya bisa meraih emas di Olimpiade 2000 silam.
Kemudian yang tak kalah kontroversinya ialah meminta Yu Yang/Wang Xiaoli secara sengaja ingin kalah dalam fase grup Olimpiade London 2012 melawan pasangan Korea, Jung Kyung-eun/Kim Ha-na.
Tujuannya ialah Li Yonbo ingin menghindari pertemuan dini antara dua anak asuhnya, Yu Yang/Wang Xiaoli dan Tian Qing/Zhao Yunlei agar keduanya bisa bertemu di partai final.
Hal ini membuat kedua pasangan China, pasangan Korea, dan ganda putri Indonesia Meiliana Jauhari/Greysia Polii didiskualifikasi dari Olimpiade 2012, yang juga menjadi masa kelam bagi sejarah bulutangkis Tanah Air.
Usai kabar menggemparkan di Olimpiade 2012, Li Yongbo meminta maaf ke publik dan mengaku dirinya pantas disalahkan.
1. Fokus Akademi Bulutangkis dan Juragan Durian
Pasca kejadian yang mencoreng nama bulutangkis China, Li Yongbo kemudian memutuskan untuk meninggalkan kariernya sebagai pelatih Tiongkok, pada 11 Maret 2017 lalu.
Setelah itu ia memutuskan untuk membuka akademi bulutangkis bernama Liaoning Li Yongbo International Badminton Club pada akhir 2020.
Usai putuskan pensiun, belum lama ini nama Li Yongbo terdengar publik namun bukan karena kariernya di dunia bulutangkis tetapi pekerjaan barunya.
Yakni Li Yongbo memutuskan untuk menjadi juragan durian jenis Musang Kin, yang terkenal dengan cita rasanya yang sangat enak.
New Strait Times melaporkan bahwa Li Yongbo memiliki kebun durian Musang King yang ada di Kelantan, Malaysia.
Tak hanya itu, mantan pelatih China tersebut juga didapuk menjadi konsultan bisnis ternama antara China dan Malaysia.
“Saya tidak pernah menyangka akan mendirikan kebun durian di tengah hutan, namun syukurnya semuanya berjalan dengan baik,” jelasnya.
Artinya, selain menjadi pebisnis Li Yongbo juga masih berkecimpung di dunia bulutangkis karena memiliki Liaoning Li Yongbo International Badminton Club.
Menurut informasi tambahan dari Sina Sports, Liaoning Li Yongbo Badminton Club memiliki 60 lapangan berstandar internasional dan dilengkapi sederet teknologi canggih untuk mendukung pelatihan.
Salah satunya seperti pusat riset saintifik hingga layar LED untuk menonton dan menganalisis pertandingan.
Itulah sedikit cerita soal Li Yongbo, mantan pemain sekaligus pelatih China yang banting stir jadi juaran durian.