Persaingan Ganda Putra Dunia Sengit, Trio PBSI Pelapis Fajar/Rian Bisa Tersisih?
INDOSPORT.COM - Pelatih PBSI, Herry IP, terang-terangan mengakui tiga pasangan ganda putra Indonesia selain Fajar Alfian/Rian Ardianto masih perlu waktu berproses untuk bisa masuk jajaran elite dunia ranking BWF.
Ketiga ganda putra yang dimaksud yaitu Bagas Maulana/Shohibul Fikri, Leo Carnando/Daniel Marthin, dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan.
Coach naga api menilai segalanya tidak bisa instan. Baik ia ataupun para pemain dari sektor ganda putra harus terus berlatih keras untuk mengasah kemampuan ganda putra Indonesia ke jajaran elite dunia.
"Harus diakui, peta persaingan ganda putra dunia saat ini memang lebih sengit. Jepang, China, Chinese Taipei, India, Malaysia, Korea Selatan, dan Denmark punya pasangan yang kuat dan saling mengalahkan," kata Herry IP.
"Semuanya sama-sama berburu poin ke Olimpiade Paris 2024. Kami harus mempersiapkan para pemain jauh lebih baik lagi," sambungnya.
Setelah tampil di Australia Open 2023, ke depannya baik dari segi fisik maupun kecepatan Fajar/Rian harus ditingkatkan. Kemudian dari teknik dan pembukaan, keduanya dituntut harus lebih banyak variasi agar tidak tampil monoton.
"Sebab, kalau satu ketebak, masih memiliki banyak variasi lagi. Kalau pembukaan bisa ketebak dan tidak ada variasi lain, sudah pasti mereka akan kesulitan, dan itu terjadi saat lawan Korea Selatan kemarin," ujar Herry IP.
Usai dari Australia Open 2023, seluruh pemain akan dipersiapkan untuk menghadapi Kejuaraan Dunia Bulutangkishttps://www.indosport.com/tag/13388/bulutangkis di Kopenhagen, Denmark, pada akhir Agustus mendatang.
"Memang persiapannya tidak panjang, mungkin sekitar 10 harian. Kami berpacu dengan waktu. Semoga saja persiapannya lancar, dan hasilnya nanti juga bagus," tutup Herry IP.
1. Penurunan Fajar/Rian Disorot
Di sisi lain, Herry IP tak ketinggalan menyoroti kegagalan Fajar/Rian di perempat final Australia Open 2023. Mereka kandas di tangan wakil Korea Selatan, Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae.
Dikatakan pelatih yang dijuluki coach naga api itu, bahwa saat melawan pasangan Korea Selatan, Fajar/Rian banyak melakukan kesalahan sendiri.
"Momen saat mereka unggul 6-3 di gim ketiga, sebenarnya pasangan Korea sudah goyah. Lawan sudah panik," jelas Herry IP dalam keterangan resmi dari Humas PBSI.
"Tetapi begitu momennya hilang, lawan bisa menyusul dan makin tambah percaya diri. Sementara Fajar/Rian jadi tertekan dan akhirnya banyak salah sendiri."
"Setelah itu, pasangan Korea malah bisa berbalik dan semangat lagi. Dari sisi teknik, pembukaannya Fajar/Rian harus diakui memang kalah," tandasnya.