Tanpa Figur Senior, Coach Indra Wijaya Bicara Gap Gregoria Mariska dengan Putri KW Cs
INDOSPORT.COM - Pelatih tunggal putri Indonesia, Indra Wijaya, membicarakan gap yang masih terlalu jauh antara Gregoria Mariska Tunjung dengan Putri Kusuma Wardani dan kawan-kawan.
Saat ini, sektor tunggal putri Indonesia memang sedang berbenah di bawah arahan mantan pelatih bulutangkis Korea dan Malaysia yakni Indra Wijaya.
Indra Wijaya yang bergabung sejak Maret 2023 lalu ditugaskan membantu Gregoria Mariska, Putri Kusuma Wardani dan kawan-kawan mengembalikan performa mereka.
Terutama Gregoria Mariska yang sempat tertahan di 20 besar ranking BWF kini berhasil menembus peringkat 8 dunia berkat torehan gelar Spain Masters dan runner-up Malaysia Masters.
Namanya pun semakin disorot dunia karena beberapa kali mampu mengalahkan pemain-pemain kelas kakap seperti Akane Yamaguchi, PV Sindhu hingga Chen Yufei.
Sayangnya, torehan Gregoria tersebut masih belum bisa diikuti dengan baik oleh para tunggal putri pelapis seperti Putri KW, Komang Ayu Cahya Dewi dan Ester Nurumi Tri Wardoyo.
Putri KW saat ini berjarak jauh dengan Gregoria, di mana dia menduduki peringkat 33 dunia. Sedangkan Komang ada di peringkat 45 dan Ester berada di urutan ke-68 ranking BWF.
Diakui oleh Indra Wijaya yang berbicara kepada Yuni Kartika dalam sesi UpClose UseeTV, tunggal putri Indonesia saat ini masih harus bekerja keras untuk memperkecil gap di ranking BWF tersebut.
“Saya rasa harus dibagi juga, karena seperti yang kita tahu Gregoria sudah ranking 7-8, sekarang 8, saya rasa kelas Grego sudah bicara di ranking-ranking itu,” tutur Indra Wijaya.
“(Putri) KW di 30 besar, Komang 50 besar, kita mau yang di bawah cepet nyusul (Gregoria). Ada Ester masih di 60 lebih, gap turnamen yang mereka ikuti berbeda-beda” tambah Indra Wijaya.
1. Gregoria Jadi Panutan Tunggal Putri Indonesia
Indra Wijaya sejatinya berharap Putri KW, Komang dan Ester bisa meningkatkan level permainan mereka untuk meningkatkan posisi di ranking BWF.
Namun hal tersebut tidak mudah dilakukan jika tidak dibarengi dengan kesadaran dan kepercayaan diri bahwa mereka memiliki kemampuan untuk melakukannya.
“Yang kita mau paling nggak seperti Ester atau Komang paling tidak 40 ke atas supaya mereka pergi di satu turnamen,” sambung Indra Wijaya.
“Saya yakin mereka mampu hanya kadang mungkin dulu kita merasakan kemampuan kita di situ tapi belum dapat kepercayaan diri bahwa sebenarnya kamu sudah di situ. “
Lebih dari itu, Indra Wijaya menyayangkan tunggal putri Indonesia tidak memiliki sosok senior atau figur yang bisa dicontoh yang ada di lingkungan pelatnas.
Padahal, dirinya sangat berharap tunggal putri bisa seperti ganda putra yang sekarang memiliki pasangan senior seperti Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan sebagai role model.
Sementara di sektor yang dilatihnya, Gregoria Mariska bisa dibilang sebagai senior untuk Putri KW dan kawan-kawan
“Jadi mereka (tunggal putri Indonesia) punya kemampuan untuk sampai ke sana, Cuma masalahnya kita tidak punya figur senior yang magang di situ (pelatnas PBSI),” tambah Indra Wijaya.
“Contohnya ganda putra, mereka punya senior turun temurun bagi mereka lebih gampang melihat satu figur sparring setiap hari lama-lama akan mengikuti.”
Meski tanpa sosok senior, namun Indra Wijaya percaya bahwa murid-muridnya bisa melakukannya dengan baik seperti yang sudah dilakukan Gregoria Mariska belakangan ini.
“Karena kita bicara dunia, ya kalian harus bertingkah berperilaku as champions dong, bukan hanya ngomong aja tapi tunjukin cerminkan sehari-hari. Itu yang haus terus dibangun dan harus diperjuangkan,” pungkas Indra Wijaya.
Jelang Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2023, tunggal putri Indonesia hanya bisa meloloskan dua wakilnya saja ke Kopenhagen, yakni Gregoria Mariska Tunjung dan Putri Kusuma Wardani.