Indonesia Patut Bersyukur! Lin Dan Bongkar Borok China Jelang Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2023
INDOSPORT.COM - Legenda bulutangkis China, Lin Dan, membongkar borok negaranya menjelang Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2023, yang bisa jadi bahan renungan untuk Indonesia. Apa itu?
Borok yang dimaksud peraih dua kali medali emas Olimpiade itu terkait dengan pemberian bonus dari negara terutama dari Kementerian Olahraga Negeri Tirai Bambu.
Melansir dari Sohu, di China memang sedang memanas isu investigasi sejumlah atlet juara Olimpiade yang diduga melakukan praktik korupsi untuk memperkaya diri.
Polemik soal pemberian bonus oleh China yang dibongkar negara China ini agaknya menampar wajah negaranya jelang kompetisi Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2023.
China menurunkan 18 pemain terbaiknya di ajang yang akan digelar di Kopenhagen, Denmark, mulai 21 hingga 27 Agustus 2023 pekan depan.
Bersamaan dengan persiapan Chen Yufei dan kawan-kawannya, Lin Dan mengklaim bahwa praktik korupsi para atlet tersebut sebenarnya berakar dari kecilnya bonus yang diterima.
Lin Dan sebagai salah satu atlet bulutangkis China yang pernah menjuarai Olimpiade mengungkapkan bahwa atlet hanya mendapatkan 40 persen dari bonus hadiah kompetisi.
Sebanyak 60 persen dari bonus akan menjadi milik Administrasi Umum Olahraga. Kemudian dari 40 persen yang diterima sang atlet masih harus dipotong pajak.
Jadi misalnya Lin Dan memenangkan gelar tunggal putra Kejuaraan Dunia, dia akan menerima bonus 100 ribu yuan, di mana 60 ribu yuan diserahkan ke Administrasi Umum Olahraga.
Dari 40 ribu yuan sisanya, Lin Dan harus membayarkan beberapa persen pajak sehingga dia hanya akan menerima bonus sekitar 20 hingga 30 ribu yuan.
1. Pengakuan Lin Dan Bikin Netizen China Gempar
Tak pelak pengakuan Lin Dan tersebut menimbulkan kegemparan di kalangan penggemar bulutangkis di China karena tidak menyangka bonus juara yang diterima sangat kecil.
“Setelah mendengar pengakuan Lin Dan, banyak netizen yang mengatakan bahwa tak disangka bonus atlet tersebut begitu rendah,” tulis Sohu.
Meski demikian, tak sedikit yang memaklumi mengingat atlet dilatih dan dibiayai oleh negara sehingga bonus para atlet sebagian serahkan kepada Administrasi Umum Olahraga.
“Administrasi Umum langsung disebut-sebut. Tetapi 60% diambil. Bukankah rasio ini agak terlalu tinggi?” lanjut Sohu.
Borok pemerintahan China terkait bonus para atlet yang meraih gelar juara dunia maupun Olimpiade ini mungkin saja dialami oleh negara-negara lain. Apakah ini juga berlaku untuk Indonesia?
Indonesia sendiri tampaknya mengucurkan bonus untuk Juara Dunia terakhir kali pada tahun 2019 kepada pasangan ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan.
Saat itu, Ahsan/Hendra mendapatkan kucuran bonus dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sebesar Rp240 juta.
Kemenpora juga menggelontorkan bonus kepada tim Piala Thomas 2020 Indonesia yang sudah berhasil membawa pulang trofi juara ke tanah air dengan nilai mencapai Rp10 miliar.
Ada pun untuk Olimpiade, peraih medali emas Tokyo 2020 yakni pasangan ganda putri Greysia/Apriyani masing-masing akan mendapatkan Rp5 miliar dari Kemenpora.
Namun demikian, tidak ada informasi resmi atau lebih mendalam apakah bonus-bonus dari pemerintah Indonesia untuk atlet bulutangkis berprestasi ini dipotong pajak atau diterima sepenuhnya oleh mereka.