Prestasi Bulutangkis Indonesia Era Agung Firman di Kejuaraan Dunia: Amburadul!
INDOSPORT.COM – Mengulas prestasi tim Indonesia era kepemimpinan Agung Firman Sampurna dalam ajang Kejuaraan Dunia Bulutangkis atau BWF World Championships.
Sekadar diketahui, Agung Firman Sampurna ditunjuk sebagai Ketua Umum (Ketum) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menggantikan Wiranto untuk periode 2020-2024.
Agung Firman Sampurna memenangi pemilihan Ketua PBSI ke-14 pada Musyawarah Nasional (Munas) di Serpong, Jumat (06/11/20).
Saat itu Agung Firman Sampurna menang secara aklamasi dengan suara sah 23 dukungan pengurus provinsi (Pengprov) PBSI dari 29 yang didaftarkan.
Pada awal era kepemimpinan Agung Firman Sampurna, prestasi Indonesia cukup melejit seperti keberhasilan Kevin Sanjaya dan kawan-kawan meraih Piala Thomas 2020 pada tahun 2021.
Kemudian di tahun yang sama, Indonesia berhasil mempertahankan tradisi emas Olimpiade melalui ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu di Tokyo 2020.
Hanya saja kegagalan di Piala Thomas 2022, Piala Sudirman 2023, Piala Suhandinata 2023, dan lainnya, juga pastinya cukup ‘menampar’ kepengurusan yang ada.
Belum lagi jebloknya prestasi Indonesia di Kejuaraan Dunia Bulutangkis dalam tiga edisi terakhir, juga menjadi sorotan belakangan ini.
Merujuk cuitan jurnalis ternama Ainur Rohman di twitternya, prestasi tim Indonesia di Kejuaraan Dunia dalam tiga edisi terakhir (2021, 2022, 2023) memang sangat jeblok.
Di Kejuaraan Dunia 2021 yang saat itu digelar di Huelva Spanyol, tim Indonesia gagal meraih medali karena memang hanya satu wakil dikirim, yakni Dejan Ferdinansyah/Serena Kani.
Saat itu Indonesia memang hanya mengirimkan satu wakil non-pelatnas dan menarik seluruh wakil pelatnas dengan pertimbangan penyebaran virus Omricon.
Pada Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2022, Indonesia kembali puasa medali emas setelah harus puas dengan satu perak dan satu perunggu.
Satu perak disumbang Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang dikandaskan Aaron Chia/Soh Wooi Yik, serta perunggu oleh ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Hasil lebih nahas lagi diderita di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2023 ini di mana Indonesia harus puas dengan medali perak dari Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti.
Apriyani/Fadia harus puas dengan perak usai di final pada Minggu (27/08/23), harus dikandaskan wakil China, Chen Qingchen/Jia Yifan, dengan skor akhir 16-21 dan 12-21.
1. Rapor Tim Indonesia jadi Sorotan
Capaian satu medali perak di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2023 tentu saja jauh dari target yang pernah dicanangkan oleh Kabid Binpres PBSI, Rionny Mainaky, yang berharap dua emas di ajang ini.
“Saya inginnya tiga gelar. Tapi setidaknya dua gelarlah,” ungkap Rionny Mainaky, Kabid Binpres PBSI, dilansir dari laman Antaranews beberapa waktu lalu.
Saat itu Rionny Mainaky berharap ada dua emas Kejuaraan Dunia 2023 itu lahir dari sektor ganda putra dan tunggal putra.
Hal yang tentu saja bisa dimengerti mengingat dua sektor itu yang cukup rajin menyumbangkan gelar juara bagi Indonesia pada musim 2023.
Ganda putra telah menyumbangkan empat gelar juara pada 2023 dan tunggal putra dengan tiga gelar juara bagi Indonesia di BWF World Tour.
Hanya saja kini fakta kelam harus dihadapi Indonesia yang tidak bisa berbuat banyak di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2023.
Padahal dalam catatan sejarah, Indonesia sejatinya menjadi negara tersukses kedua setelah China, dalam gelaran turnamen berkategori grade satu ini.
Jika tidak secepatnya berbenah, bukan tidak mungkin fakta-fakta kelam akan kembali dialami tim bulutangkis Indonesia yang saat ini dipimpin Agung Firman Sampurna.
Publik Tanah Air pastinya juga sedang dibuat was-was dengan prestasi tim bulutangkis Indonesia era kepemimpinan Agung Firman Sampurna.
Apalagi pada tahun depan sudah ada Olimpiade 2024 yang tentunya Indonesia diharapkan bisa meraih medali emas kembali dari sektor andalan bulutangkis.