Selalu Apes! Bukti Tim Bulutangkis Indonesia Kena Kutukan Kejuaraan Dunia di Denmark
INDOSPORT.COM - Bukti tim bulutangkis Indonesia selalu apes bak kena kutukan di sepanjang sejarah Kejuaraan Dunia yang digelar di Copenhagen, Denmark.
Diketahui, gelaran Kejuaraan Dunia 2023 baru saja selesai pada Minggu (27/8/23). Korea Selatan berhasil keluar sebagai juara umum dengan menyabet tiga gelar.
Sementara tim Indonesia sendiri mencatatkan hasil yang kurang positif dengan mengirim satu wakilnya di final yakni di sektor ganda putri, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti.
Sayangnya, Apriyani/Fadia gagal mempersembahkan medali emas usai ditaklukkan pasangan nomor satu ranking BWF asal China, Chen Qingchen/Jia Yifan.
Namun, ternyata ada fakta menarik di balik penyelenggaraan Kejuaraan Dunia di Copenhagen, Denmark tersebut. Ya, tim bulutangkis Indonesia selalu apes dalam lima edisi tersebut.
Kejuaraan Dunia sendiri sudah lima kali dihelat di Copenhagen, Denmark. Tepatnya pada edisi 1983, 1991, 1999, 2014 serta 2023.
Dari lima edisi tersebut, Indonesia hanya mampu meraih satu gelar saja yakni pada edisi 1983. Icuk Sugiarto berhasil meraih emas di sektor tunggal putra mengalahkan rekan senegara, Lim Swie King.
Sementara itu, Indonesia gagal mempersembahkan medali emas usai tunggal putra Alan Budikusuma dan tunggal putri Sarwendah Kusumawardhani takluk di final edisi 1991.
Catatan apes tim bulutangkis Indonesia terjadi di Kejuaraan Dunia 1999 usai tak ada satu pun wakil yang meraih medali. Sementara di 2014, hanya Tommy Sugiarto yang berhasil meraih medali perunggu.
Terakhir pada Kejuaraan Dunia 2023, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti kembali menjadi satu-satunya wakil tim Indonesia yang meraih medali.
1. Evaluasi PBSI di Kejuaraan Dunia 2023
Diketahui, PBSI mengungkapkan target tinggi untuk tim bulutangkis Indonesia di Kejuaraan Dunia 2023 yang dihelat di Copenhagen, Denmark.
Kabid Binpres PBSI yakni Rionny Mainaky menargetkan dua medali emas, di mana target itu pada nyatanya tak terealisasi.
Pasalnya, satu-satunya wakil Indonesia di final Kejuaraan Dunia 2023 yakni Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti harus puas meraih medali perak.
Apriyani/Fadia sendiri harus mengakui ketangguhan ganda putri China yakni Chen Qingchen/Jia Yifan dalam dua gim langsung dengan skor 16-21, 12-21.
Sementara itu, usai tim Indonesia mencatatkan hasil yang kurang positif di Kejuaraan Dunia kali ini, Rionny Mainaky memberi evaluasi besar-besaran.
"Secara umum, kami gagal memenuhi target di Kejuaraan Dunia 2023. Hanya Apri/Fadia di ganda putri yang maju ke final, sementara sektor yang lain, tidak berhasil mencapai target," kata Rionny dalam rilis PBSI.
"Mereka semua sebenarnya sudah tampil maksimal, namun belum cukup mengantarkan Indonesia terus melaju ke babak akhir untuk jadi juara," sambungnya.
“Di ganda putra, ada pressure yang demikian berat ke para pemain. Mereka kalah karena bebannya terlalu berat. Fajar/Rian tak bisa maksimal, padahal keduanya jadi ujung tombak."
"Mereka mendapat tekanan, sehingga power, speed, dan fokus tak bisa mengatasi lawan. Memang sudah bisa menyerang tapi tak tembus,” ujar Rionny.
“Kalau mental tak kuat, akan berpengaruh ke berbagai segi saat pemain bermain di lapangan. Bisa berimbas ke teknik yang dimiliki hilang. Keterampilannya tidak muncul, pun kelincahan dan pergerakan terasa lambat,” tambahnya.