Statistik Memprihatinkan Tim Bulutangkis Indonesia Jelang China Open 2023
INDOSPORT.COM – Mengulas stastik memprihatinkan tim bulutangkis Indonesia jelang bergulirnya turnamen Super 1000 China Open 2023 pada 5-10 September mendatang.
Tinggal menghitung bulan, tak disadari jika tahun 2023 akan segera berganti. Di dunia bulutangkis, turnamen demi turnamen sudah selesai dihelat dengan banyak kejutan bertebaran.
Kejutan paling menggemparkan adalah Indonesia sebagai negara superior bulutangkis, justru malah lesu pada paruh kedua musim 2023.
Jika mau diuraikan lebih mendalam, tim bulutangkis Indonesia sejatinya memiliki prestasi dan gelar cukup stabil pada awal musim 2023.
Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin sebagai ganda putra andalan, sukses menyumbangkan masing-masing dua gelar.
Saat itu Fajar Alfian/Rian Ardianto menyumbangkan gelar di Malaysia Open (10-15 Januari) dan All England (14-19 Maret).
Sementara Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin menyumbangkan gelar juara di Indonesia Masters (24-29 Januari) dan Thailand Masters (31 Januari – 5 Februari).
Jonatan Christie, Chico Aura Dwi Wardoyo, Anthony Ginting, dan Gregoria Mariska, juga menandai kebangkitan sektor tunggal yang mampu menyumbangkan gelarnya bagi Indonesia.
Hanya saja sejak Chico Aura Dwi Wardoyo menjuarai Taipei Open yang berlangsung pada 20-25 Juni, tim bulutangkis Indonesia terlalu susah untuk kembali menapaki final alih-alih meraih gelar juara.
Contohnya saja di Korea Open 2023 pada 18-23 Juli lalu, bahkan hanya Fajar Alfian/Rian Ardianto yang tersisa sampai babak perempat final.
Terbaru, di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2023 yang digelar pada 21-27 Agustus, hanya ada Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti yang tersisa di babak perempat final dan bertahan sampai final.
Jika mau dihitung-hitung, dalam lima bulan terakhir, Indonesia hanya meraup dua gelar juara dari Anthony Ginting dan Chico Aura Dwi Wardoyo.
Kenyataan miris yang harus diterima tim bulutangkis Indonesia yang sebentar lagi akan berpetualang di China Open 2023 pada 5-10 September di Changzhou Olympic Sport Center.
Apalagi selain mempertahankan reputasi sejarah apik Indonesia di China Open, Fajar/Rian dan kawan-kawan datang ke Changzhou dengan membawa beban pembuktian dari kebangkitan mereka.
Lalu bagaimana peluang tim bulutangkis Indonesia di China Open 2023 mendatang? Akankah terperosok lagi atau bangun dari keterpurukan?
1. Dibekali Sejarah Apik
Melihat situasi yang ada, dari lima sektor andalan, Indonesia memang cukup berat untuk bersaing di China Open 2023. Apalagi saat ini kekuatan bulutangkis ada di fase sulit diprediksi.
Artinya pemain non-unggulan sekali pun akan bisa meraih gelar juara yang menandai jika kepopuleran dan kekuatan bulutangkis sudah semakin merata.
Hanya saja meskipun cukup berat, tetapi bukan berarti Indonesia tidak berpeluang untuk bisa berjaya di China Open 2023.
Karena pada faktanya, Indonesia sendiri memiliki sejarah cukup baik di China Open. Tercatat, Indonesia ada di klasemen kedua setelah tuan rumah di ajang China Open.
Ada 22 gelar juara diraih Indonesia setelah tuan rumah yang mampu menggondol 85 medali dari ajang China Open yang digelar sejak pertama kali pada 1986.
Bahkan di edisi terakhir China Open (2019), ganda putra Indonesia Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon juga sukses menyabet gelar juara ajang ini.
Indonesia bisa melanjutkan catatan apik itu seandainya para atletnya tampil dalam performa terbaiknya dan meminimalisir kesalahan-kesalahan.
Jika mau dirujuk selain dari catatan sejarah, sosok Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti mungkin berpeluang besar tampil maksimal di China Open 2023.
Seusai menyabet medali perak Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2023, tentunya Apriyani Rahayu/Siti Fadia juga ingin melanjutkan catatan apik mereka di China Open yang hanya jeda satu minggu setelahnya.
Sosok ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang dijuluki Si Raja Super 1000, tentunya juga berpeluang untuk melanjutkan catatan apik mereka di China Open 2023.