Pengamat Malaysia Gemetar dengan Kekuatan Bulutangkis Indonesia di Asian Games
INDOSPORT.COM - Pengamat olahraga Malaysia, Mohd Sadek Mustafa, gemetar dengan kekuatan tim bulutangkis Indonesia di Asian Games 2022 yang dihelat di Hangzhou.
Ajang multievent Asian Games 2022 akan segera dihelat di Hangzhou, China, mulai 28 September 2023. Indonesia mengandalkan cabor bulutangkis untuk mendulang medali.
Seperti pada edisi terakhir Asian Games 2018, Indonesia yang bertindak sebagai tuan rumah, menjadi juara umum cabor bulutangkis.
Dari sektor tunggal putra, Jonatan Christie meraih medali emas usai mengalahkan Chou Tien Chen, sementara Anthony Sinisuka Ginting meraih perunggu.
Lalu di sektor ganda putra, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon menyabet medali emas, disusul Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto meraih perak.
Sektor ganda putri, Greysia Polii/Apriyani Rahayu meraih medali perunggu. Begitu pula di sektor ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dapat perunggu.
Beranjak ke nomor beregu putra, Anthony Ginting dkk sukses menyabet medali perak, sedangkan beregu putri harus puas meraih medali perunggu.
Fakta ini membuat kontingen Malaysia cukup segan. Mereka akhirnya membentuk program Road To Gold (RTG) untuk menambah peluang meraih emas.
Para pebulu tangkis yang tergabung dalam RTG Asian Games 2022 ada Lee Zii Jia, Ng Tze Yong, Pearly Tan/Thinaah, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, dan Ong Yew Sin/Teo Ee Yi.
Kemudian, dua ganda campuran besutan Nova Widianto, Goh Soon Huat/Lai Shevon Jemie dan Tan Kian Meng/Lai Pei Jing juga ditarget perolehan medali.
1. Malaysia Akui Kualitas Indonesia dan Thailand
Berkaca dari beberapa hasil kualifikasi yang kurang memuaskan, Mohd Sadek Mustafa meminta agar atlet bulutangkis yang tergabung di Road To Gold (RTG) fokus berlatih dan memberikan yang terbaik.
Pasalnya, selain Asian Games 2022, mereka juga akan menjadi tulang punggung yang akan bersaing di Olimpiade Paris 2024, dan berkesinambungan sampai Olimpiade 2028.
Dilansir dari laman Sinar Harian, Mohd Sadek Mustafa meminta para atlet andalan Malaysia, khususnya bulutangkis, agar bisa menyusul level Indonesia dan Thailand.
"Sejujurnya, para atlet RTG nasional perlu melipatgandakan upaya mereka jika melihat beberapa hasil yang kurang memuaskan di beberapa ajang kualifikasi sebelumnya."
"Atlet RTG gagal tampil menonjol di Kejuaraan Akuatik Dunia di Fukuoka, Jepang; Kejuaraan Bersepeda Lintasan Dunia di Glasgow, Skotlandia, dan Kejuaraan Bulutangkis Dunia di Kopenhagen, Denmark."
"Ketiga turnamen itu sebenarnya jadi tolak ukur untuk melihat kemampuan mereka dalam memberikan emas pertama bagi negara," tegas Mohd Sadek Mustafa.
"Ini tidak sehat, mengingat negara-negara raksasa Asia seperti China, Jepang, dan Korea Selatan mulai menonjol. Belum lagi negara tetangga, Thailand dan Indonesia."
Sementara itu, Koordinator RTG, Datuk Stuart Ramalingam menyatakan pihaknya tidak mau kompromi. Jika atlet tidak bisa mencapai target, maka ia berpeluang dicoret.
"Program RTG ini bukan hanya program untuk mewujudkan misi emas pertama di Olimpiade, tetapi juga program yang melibatkan Olimpiade Paris 2024 dan Los Angeles 2028."
"Jadi, atlet yang terlibat harus sepakat, ketika ada proses penyisihan, tapi prestasi tidak mencapai level yang ditetapkan, maka peluang terbuka bagi atlet lain yang lebih layak," tukasnya.