PBSI Beri Rapor Merah Febriana/Amalia di China Open, Nasibnya Segera Ditentukan
INDOSPORT.COM - PBSI beri rapor merah pada Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi usai tersingkir dramatis di babak pertama China Open 2023, Rabu (06/09/23).
Ajang bulutangkis China Open 2023 Super 1000 digelar di Changzhou Olympic Sports Center Gymnasium, mulai pukul 08.00 WIB, live streaming di INews TV, MNC TV, dan Vision+.
Namun, langkah Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi terhenti di babak awal. Mereka kandas di tangan Anna Ching Yik Cheong/Teoh Mei Xing asal Malaysia.
Padahal, pasangan yang akrab disapa Ana/Tiwi itu merupakan pemain unggulan, sedang Anna Ching Yik Cheong/Teoh Mei Xing saat ini berada di peringkat 249 di ranking BWF.
Game pertama, Ana/Tiwi sudah kewalahan menghadapi ganda Malaysia, dan tertinggal 8-11 saat interval. Namun dengan masukan dari Eng Hian, mereka bisa menyusul 21-19.
Game kedua, pertandingan berlangsung sengit saat skor mencapai 10-10, lalu 15-13. Namun setelah itu Ana/Tiwi terkunci dan tim lawan mencetak 8 poin beruntun. Skor 15-21.
Game ketiga, Ana/Tiwi tancap gas sampai skor 11-2 saat interval, lalu kemudian 16-8. Namun entah mengapa mereka kehilangan fokus dan lawan mencetak 10 poin beruntun.
Setelah skor berbalik jadi 16-18, baru Ana/Tiwi kelihatan lebih 'hidup' dan mencapai match point 20-19. Namun saat set point, mereka gagal sehingga Malaysia menang 20-22.
Hasil ini membuat PBSI memberi rapor merah pada mereka, setelah sebelumnya Ana/Tiwi juga kena comeback di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2023.
Saat itu, Febriana/Amalia alias Ana/Tiwi kandas di tangan pasangan asal Thailand, Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai dengan skor super sengit, 14-21, 21-17, 19-21.
1. Eng Hian Ultimatum Ana/Tiwi
Pelatih ganda putri Indonesia, Eng Hian menyesalkan hasil pertandingan Febriana Dwipuji Kusuma/Amalia Cahaya Pratiwi yang tidak sesuai harapan di China Open 2023.
"Ini hal yang seharusnya sudah bisa menjadi pelajaran kemarin saat kejadian di Kejuaraan Dunia, tapi ini terulang kembali," sesal Eng Hian, seperti dikutip dari rilis resmi PBSI.
"Ana/Tiwi setelah unggul jauh seperti mengharap lawannya memberi poin gratis, poin mudah. Jadi ketika pengembalian lawan berhasil, bahkan lewat pengembalian yang mudah, malah jadi sulit bagi mereka."
"Seharusnya ketika sudah 2-3 poin hilang, mereka harus bisa lakukan sesuatu. Jangan terlalu tenang, karena lawan bisa dengan cepat mengejar," imbuhnya.
Eng Hian mengakui ada faktor mental yang membuat Ana/Tiwi kerap tersusul di poin-poin kritis, dan hal itu dimanfaatkan lawannya untuk melakukan comeback.
"Saya memang melihat di faktor mental dan kecerdikan bermain di lapangan," tambah Eng Hian lagi.
Dengan rentetan kekalahan yang dialami Ana/Tiwi, Eng Hian mengaku sedang memikirkan nasib ganda putri Indonesia itu. Ia masih memberikan kesempatan, tetapi dengan banyak catatan.
"Saya kembalikan ke mereka, karena semua mereka yang melakukan, saya hanya bisa mengarahkan. Berani tidak Ana/Tiwi pindah dari zona nyaman ke tidak nyaman," tegas Eng Hian.
"Misalnya, mereka harus berani beradu main di depan. Walau tidak bisa ya harus dicoba."
"Saya harap hal ini benar-benar menjadikan pengalaman untuk mereka," tukas pelatih yang turut membawa Greysia Polii/Apriyani Rahayu meraih medali emas Olimpiade 2020 itu.