Respons Memilukan Putri Syaikah saat Badminton Lovers Kritisi Regulasi PBSI
INDOSPORT.COM – Sebuah reaksi memilukan diberikan Putri Syaikah, eks ganda putri pelatnas saat badminton lovers Indonesia mengkritisi regulasi PBSI soal pembatasan ranking.
Dilansir dari cuitan twitter @G_minton, akun tersebut menyoroti soal pembatasan ranking atlet non-pelatnas PBSI di ajang Indonesia Surabaya International Challenge 2023 pada 17-22 September nanti.
Menurut regulasi PBSI, atlet bulutangkis Indonesia harus memiliki ranking BWF 1 sampai 200 untuk bisa mengikuti ajang berlevel International Challenge.
Regulasi PBSI tersebut juga berlaku untuk seluruh atlet bulutangkis Indonesia dalam mengikuti turnamen level apapun, dari Future Series sampai BWF World Tour Super.
“Pemain negara lain ranking 500 tembus babak kualifikasi Indonesia Surabaya International Challenge. Sementara itu PBSI membatasi pemain non-pelatnas yang mau ikut IC harus berada di ranking 00, : tulis twitter @G_minton pada Jumat (22/9/23).
Siapa sangka cuitan @G_minton tersebut mendapatkan respons dari eks pebulutangkis pelatnas PBSI, yakni Putri Syaikah.
Ganda putri yang baru terdegradasi dari PBSI pada awal 2023 itu menyematkan emoticon sedih di kolom komentar twitter.
Reaksi Putri Syaikah itu pun seolah mengisyaratkan perasaannya yang juga ikut sedih dengan regulasi pembatasan ranking dari PBSI tersebut.
Sempat berjaya dengan Nita Violina Marwah di top ranking BWF sebelum dihantam cedera, saat ini Putri Syaikah ada di posisi ke-181 ganda putri.
Ranking tersebut mungkin masih bisa membuatnya tampil di Indonesia Surabaya International Challenge 2023, namun masih susah ke BWF World Tour.
1. Mengapa Ada Pembatasan Ranking BWF?
Banyak latar belakang disebutkan tentang alasan PBSI melakukan pembatasan ranking BWF terhadap para pemainnya untuk mengikuti suatu turnamen.
Menurut diskusi panas badminton lovers yang beredar di media sosial, aturan itu ditetapkan PBSI lantaran adanya teguran dari BWF pada 2019.
Teguran BWF itu lantaran menyebutkan adanya pemain Indoensia tampil dengan kualitas di bawah standar sehingga kalah dengan skor yang cukup mencolok.
Ada pula rumor yang menyebutkan jika pembatasan ranking oleh PBSI itu dilakukan karena ‘trauma’ dengan adanya kasus match fixing yang melibatkan sejumlah atlet Indonesia berujung denda pada 2020.
Terlepas dari itu, regulasi PBSI tersebut ditetapkan tentu atas pertimbangan yang sedemikian rupa, meskipun pada kenyataannya beberapa kritikan mewarnai.
Karena sejatinya sebelum Putri Syaikah, beberapa pebulutangkis juga pernah melayangkan kritik pedas terhadap regulasi PBSI ini, seperti Andi Fadel Muhammad hingga Aria Dinata.
Badminton lovers hanya bisa menyemangati para atlet, termasuk Putri Syaikah yang kini sedang merajut kariernya kembali usai terdegradasi dari PBSI.
Kemungkinan besar Putri Syaikah akan bermain di Indonesia Surabaya International Challenge 2023 Oktober mendatang.
Pekan lalu Putri Syaikah yang menggandeng Tryola Nadia juga mengikuti ajang Vietnam Open 2023 meskipun sayang harus terdepak di babak perempat final.