Secangkir Kopi dan Rahasia Menggemparkan Camilla Martin, Eks Rival Berat Susy Susanti
INDOSPORT.COM - Lewat seruputan kopi, legenda bulutangkis Denmark sekaligus eks musuh bebuyutan Susy Susanti, Camilla Martin, mengungkapkan rahasia terpendam kehidupannya.
Seperti Susy Susanti dengan daftar panjang prestasi di bulutangkis, Camilla Martin juga demikian. Perempuan kelahiran Aarhus pada 23 Maret 1974 itu memiliki gelar mentereng di dekade 1990-an.
Pencapaian terbaiknya adalah medali perak Olimpiade Sydney 2000 usai bersua dengan bintang bulutangkis China, Gong Zhichao, serta juara dunia pada tahun 1999 mengalahkan Dai Yun.
Selalu saja seperti itu formulanya. Jika tak jumpa China hingga Korea Selatan, Camilla Martin akan bertemu wakil-wakil Indonesia seperti Susy Susanti.
Mereka seolah hidup dalam satu labirin yang sama yang memaksa untuk saling bertemu dan mengalahkan demi menjadi juara.
Dari kisahnya tersebut, Camilla Martin memiliki rahasia besar dalam kehidupan sebagaimana dilansir dari wawancaranya dengan Alt.
Pasalnya, dia tumbuh sebagai atlet bulutangkis di saat ayahnya adalah mantan pesepak bola Denmark, Bent Martin. Kakak laki-lakinya juga mantan pesepak bola, Kent Martin.
Camilla Martin pun mengaku jika bulutangkis adalah cabang olahraga yang dicintainya secara tidak sengaja sejak usia enam tahun.
“Sepertinya usiaku baru enam tahun ketika ayah mengajakku ke lapangan bulutangkis. Saat itu aku dipaksa keadaan untuk ikut melakukannya (main bulutangkis).”
“Tak ada yang bisa dilakukan di lapangan kecuali melakukannya. Karena saat itu zamannya juga masih jauh dari telepon hingga internet. Ayahku sangat antusias bermain, bahkan berhasil mengajak ibuku untuk ikut bermain bersama kami,” ujar Camilla Martin kepada media Alt.
1. Psikolog dan Rahasia Camilla Martin
Berawal dari ketidaksengajaan belajar bulutangkis, Camilla Martin mengaku lambat laun mencintai olahraga tepok bulu itu. Dia sering bermain bulutangkis dengan teman-temannya usai pulang sekolah.
“Lapangan merupakan tempat bermain yang menyenangkan bagi kami saat itu. Apalagi di sana ada kafetaria yang kami sebut Café-Tutten,” ujar Camilla Martin.
“Kami duduk di sana sembari menikmati roti dan segelas jus atau kopi usai latihan. Sungguh menyenangkan menggenangnya,” sambungnya.
Singkat cerita, Camilla Martin menjajaki kariernya secara perlahan dari klub bulutangkis hingga menjadi pemain pelatnas dengan sederet prestasi gemilang, termasuk jadi rival sengit Susy Susanti.
“Saya sangat yakin bahwa komunitas dan lingkunganlah yang membuat saya tetap bertahan dengan olahraga ini,” ungkap Camilla Martin.
Sebagai pebulutangkis hebat, tantangan berat Camilla Martin adalah ekspektasi tak mudah publik untuknya. Dia bahkan sampai beberapa kali mengalami masalah mental dan membuatnya mendatangi psikolog.
“Saya mengalami masa sulit di usia 20-an ketika saya merasa sulit untuk melihat segala sesuatunya dengan jelas. Bukan psikolog olahraga, namun orang yang bisa melihat saya secara keseluruhan.”
“Saya sudah menemui psikolog saya beberapa kali setelah itu. Menurut saya, Anda tidak perlu takut untuk menghubungi psikolog untuk menolong mental Anda,” sambungnya.
Sekadar informasi tambahan, Camilla Martin kemudian memutuskan pensiun pada 2004 lalu menikah setahun berikutnya dengan seorang ekonom ternama Denmark, Lars Nyvgaard.
Selain sibuk mengurus dua buah hatinya, Lucas Nygaard dan Ellias Martin Nygaard, Camilla Martin juga menawan menjadi seorang jurnalis olahraga.
Bahkan dilansir dari laman Stiften DK, Camila Martin yang disuguhi secangkir kopi di sebuah kedai ternama di Aarhus, sibuk menceritakan kisah hidupnya hingga pentingnya mengembangkan bakat-bakat muda sejak di komunitas.