4 Rekor di Luar Nalar Bulutangkis Indonesia yang Sulit Dipecahkan, Apa Saja?
INDOSPORT.COM – Terdapat empat rekor bulutangkis bulutangkis yang sulit dipecahkan, di mana prestasi para pemain Tanah Air sangat mentereng.
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara bulutangkis yang mampu melahirkan sejumlah pelatih dan pemain bintang.
Sejumlah bintang bulutangkis pun juga sukses mencetak sejumlah prestasi di berbagai turnamen internasional nan bergengsi.
Bahkan ada beberapa prestasi yang diraih oleh sejumlah pebulutangkis mencatatkan rekor dan sulit dipecahkan oleh juniornya maupun pemain luar negeri.
Rudy Hartono, Tujuh Kali Juara All England Secara Beruntun
Rudy Hartono merupakan legenda bulutangkis Indonesia yang meraih sederet prestasi mentereng sejak era 1968 hingga 1980-an.
Namun ada salah satu prestasinya yang sulit dipecahkan oleh pebulutangkis di er modern ini. Yakni Rudy Hartono berhasil meraih tujuh gelar All England secara beruntun.
Rudy Hartono sukses menjadi juara di All England pada musim 1968, 1969, 1970, 1971, 1972, 1973, 1974 secara berturut-turut.
Taufik Hidayat, Pebulutangkis Peringkat 1 Dunia Termuda di Ranking BWF
Taufik Hidayat menjadi salah satu legenda bulutangkis yang telah mencatatkan rekor luar biasa di dunia tepok bulu.
Salah satunya ialah menjadi pebulutangkis termuda yang menduduki peringkat pertama dalam ranking BWF.
Yakni Taufik Hidayat mencatatkan rekor tersebut pada usia 19 tahun pada musim 1999 silam, dan sudah menjadi raja di nomor tunggal putra.
Hal yang sangat sulit dipecahkan oleh pebulutangkis mana pun hingga saat ini.
1. Mia Audina, Peraih Medali Olimpiade Termuda
Mia Audina merupakan salah satu bintang tunggal putri di era 1992 hingga 2000-an, di mana dirinya kerap disebut sebagai penerus Susy Susanti.
Sesuai dengan julukannya yakni Si Anak Ajaib, Mia Audina berhasil mencatatkan sejumlah prestasi mentereng sejak usia muda.
Namun pencapaian terbaiknya adalah meraih medali perak Olimpiade Atlanta 1996 setelah di final dikalahkan Bang Soo-Hyun, pemain andalan Korea Selatan.
Meski gagal meraih medali emas, namun Mia Audina berhasil mencatatkan rekor yang tak kalah mentereng lainnya.
Yakni dirinya dinobatkan sebagai peraih medali Olimpiade termuda, yakni meraih perak pada usianya yang baru berumur 16 tahun.
Mia Audina sendiri memutuskan untuk berganti kewarganegaraan setelah menikah dengan Tylio Arlo Lobman selaku pria asal Suriname berkebangsaan Belanda pada 1999.
Hendra Setiawan, Peraih Gelar Juara Dunia Tertua
Tak heran jika nama Hendra Setiawan masuk dalam daftar ini, karena dirinya merupakan pebulutangkis senior yang masih aktif bertanding meski usianya tak lagi muda.
Menjadi seorang kawakan dengan segudang pengalaman membuat Hendra Setiawan telah mencatatkan sejumlah prestasi dan rekor di dunia bulutangkis.
Salah satunya ialah Hendra Setiawan menjadi pemegang rekor sebagai juara dunia tertua di Kejuaraan Dunia Bulutangkis.
Status tersebut disandang oleh Hendra saat dirinya bersama Mohammad Ahsan menjadi juara di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019 di Basel, Swiss.
Saat itu pasangan berjuluk The Daddies ini berhasil mengalahkan jagoan asal Jepang yakni Takuro Hoki/Yugo Kobayashi lewat tiga gim dengan skor 25-23, 9-21 dan 21-15.