Kisah Miris Tong Sin Fu, Aset Bulutangkis yang Dibuang Indonesia dan Sukses di China
INDOSPORT.COM – Mengulik kisah Tong Sin Fu, legenda bulutangkis Indonesia yang "dibuang" negaranya sendiri dan malah sukses di China.
Tang Xianhu atau Tang Hsien Hu, atau Tong Sin Fu barangkali namanya masih terdengar asing di telinga penggemar bulutangkis Indonesia. Maklum, ia merupakan sosok yang lebih sering berada di belakang layar pada zaman dulu.
Tong Sin Fu merupakan salah satu sosok pemain sekaligus pelatih yang amat berjasa baik di dunia bulutangkis China maupun Indonesia.
Pria yang lahir di Lampung, 13 Maret 1942 ini merupakan salah satu pemain junior terbaik yang pernah dimiliki oleh Indonesia pada era 1950-an.
Namun kiprah kariernya tidak dilanjutkan di Tanah Air, melainkan memutuskan pergi ke China untuk melanjutkan pendidikannya sekaligus menjalankan kariernya di dunia bulutangkis.
Berada d Negeri Tirai Bambu ternyata membuat kariernya melejit, salah satunya menjadi juara di level nasional (tak terkalahkan) di China, baik secara individu maupun tim dari 1965 sampai 1975.
Meski demikian, kariernya yang menanjak sempat menemui ujian di mana pemerintah China saat itu tak mengizinkan atletnya untuk mengikuti kompetisi di Eropa dan di negara yang tak sepaham dengan aliran mereka.
Pergerakan Tong Sin Fu pun terbatas, tetapi dirinya kembali mengepakkan sayapnya di panggung internasional setelah rezim China mulai terbuka kepada duniapada tahun 1976.
Puas dengan karier dan prestasinya sebagai pebulutangkis profesional, Tong Sin Fu akhirnya memutuskan pensiun dan banting stir sebagai pelatih di China pada akhir 1979.
Berperan sebagai pelatih kurang lebih 5 tahun, tiba-tiba Tong Sin Fu diminta untuk pulang ke Indonesia pada 1986, dan namanya berubah menjadi Fuad Nurhadi.
Sempat melatih di Klub Pelita Jaya, Tong Sin Fu akhirnya resmi hengkang ke Pelatnas Cipayung dan tangan dinginnya memoles sejumlah legenda Indonesia seperti Icuk Sugiarto, Alan Budikusuma, Ardy Wiranata, dan Hariyanto Arbi.
Bahkan ia merupakan sosok di balik kejayaan Alan Budikusuma selaku peraih medali emas di Olimpiade Barcelona 1992.
Semasa di Indonesia, Tong Sin Fu juga masih harus berjuang untuk mendapatkan kewarganegaraan Indonesia (WNI) untuk dirinya, istri dan anaknya.
Sayangnya, perjuangannya berakhir sia-sia karena permohonannya untuk menjadi WNI ditolak pada tahun 1998, dan dirinya akhirnya kembali ke China.
1. Dibuang Indonesia dan Sukses di China
Tan Joe Hok selaku legenda bulutangkis Indonesia sekaligus sahabat Tong Sin Fu pun membeberkan fakta mengejutkan di balik ditolaknya permohonan WNI rekan karibnya.
Tong Sin Fu disebut menjadi korban adanya permainan kotor saat dirinya mengajukan permohonan WNI, hal yang diungkapkan Tan Joe Hok secara eklusif kepada INDOSPORT.
"Dia (Tong Sin Fu) kan anak buah saya. Dia mah di-klecein (dikerjain), dibodohin. Dia diperlakukan tidak adil. Kita enggak bisa ngomong sejarah kalau sudah ada SARA,” kata Tan Joe Hok.
"Harusnya kalau mau tinggal di sini, ya dikasih istilahnya permanent residency dululah. Sayangnya, dia malah ngeluarin duit yang sangat besar. Dan yang paling tak masuk akal, dia mesti (diminta) masuk Islam dan akhirnya benar masuk Islam. Mesti disunat, ya disunat, sudah,”
“Sehari sebelum Tong meninggalkan Indonesia, saya masih mengundang dia makan di Gran Melia. Dia bilang 'Om saya permisi.' Saya bilang, sudahlah ini nasib dan kamu sudah terlanjur salah jalan. Tong (saat itu) bilang ke saya kalau dia sudah ngeluarin uang 30 juta lebih (untuk mengurus WNI)."
“Saya bilang, kamu berurusan dengan orang yang salah. Tapi kita mau ngomong apa, sudahlah," jelasnya.
Tong Sin Fu akhirnya kembali ke China bersama keluarganya dan memulai kehidupan dari nol lagi sebagai pelatih bulutangkis.
Salah satu pemain yang pernah mencicipi tangan dinginnya ialah sosok Lin Dan, legenda bulutangkis China yang meraih sederet prestasi gemilang termasuk Grand Slam.
Lin Dan sendiri sangat menghormati sosok Tong Sin Fu. Peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012 itu selalu mempersembahkan kemenangannya untuk Tong, yang selalu setia menemaninya di pinggir lapangan.
Meski terasa berat meninggalkan Indonesia, tetapi keputusan Tong Sin Fu untuk hengkang ke China dianggap tetap karena kehidupannya lebih makmur dan sejahtera ketimbang di Tanah Air.