Legenda Bulutangkis Bicara Efek Magis Kebangkitan Gregoria Bagi WS Indonesia
INDOSPORT.COM – Legenda bulutangkis sekaligus presenter kondang Tanah Air, Yuni Kartika, bicara soal efek kebangkitan Gregoria Mariska bagi sektor tunggal putri di Indonesia.
Sebagaimana diketahui, belakangan ini pecinta bulutangkis tak berhenti dibuat takjub dengan deretan prestasi yang ditorehkan Gregoria Mariska.
Bagaimana tidak. Setelah mencetak sejarah pertama kalinya menjuarai ajang Super 300 di Spain Masters 2023 April lalu, Gregoria Mariska melanjutkan torehan apiknya di Kumamoto Masters 2023.
Di ajang tersebut, pebulutangkis asal Wonogiri itu sukses finis sebagai juara Kumamoto Masters 2023 yang menjadi gelar perdananya di Super 500.
Sebuah gelar yang sekaligus menandai kebangkitan tunggal putri Indonesia lantaran dia satu-satunya atlet sektor ini dari Indonesia yang menjuarai ajang Super 500.
Pada intinya, ini adalah prestasi yang teramat membanggakan bagi Gregoria Mariska di antara lesunya regenerasi tunggal putri Indonesia sejak puluhan terakhir.
Jika berbicara masa lalu, dulu Indonesia memang memiliki sederet pemain tunggal putri yang bisa bersaing di papan atas, seperti Susy Susanti hingga Mia Audina, namun regenerasi menjadi terputus.
“Saat itu (agaknya) kita berharap Mia (Audina) masih stay (membela Indonesia). Andai saat itu dia stay (tidak pindah ke Belanda), mungkin akan banyak perbedaan besar (di tunggal putri Indonesia),” ujar Yuni Kartika dilansir dari Youtube PB INA Episode 97-98.
“Tapi kan saat itu Mia pindah ke Belanda kan. Jadi saat itu (regenerasi tunggal putri Indonesia) itu putus total. Apalagi cari pemain yang kualitasnya bagus itu juga susah loh,” sambungnya.
Yuni Kartika juga berujar bahwa ini adalah salah satu tanda apik bagi sektor tunggal putri Indonesia untuk berlomba mengejar prestasi Gregoria Mariska menuju top 10 ranking BWF.
1. Efek Kebangkitan Gregoria Menurut Legenda Bulutangkis
Dalam penjelasan lanjutan dilansir dari kanal youtube PB INA, Yuni Kartika berujar jika efek Gregoria Mariska pun tak main-main. A
Penjelasannya menjawab pertanyaan dari Debby Susanto selaku host, “apa yang harus dilakukan agar sektor tunggal putri Indonesia bisa saling bahu-membahu (mengejar prestasi Gregoria Mariska)?”
“Awalnya bersyukur dulu grego masuk 10 besar (Ranking BWF). Artinya (atlet Indonesia) di bawahnya juga harus termotivasi untuk bisa menyusul,” ujar Yuni Kartika.
“Harusnya kompetisi (tunggal putri Indonesia) semakin tajam (karena efek ini). Ya memang harus proses lagi karena Grego juga kadang masih suka naik turun (performanya),” sambungnya.
“Tapi dengan dia main kemarin, mudah-mudahan dia terus maju, dan yang lain akan ketarik (ke atas). Nah ketariknya sejauh mana, itu masih jadi pertanyaan besar.“
“Karena ditariknya itu bisa jauh, namun bisa juga sebaliknya. Sebenarnya stok (tunggal putri) di pelatnas PBSI juga banyak kan,” ujar Yuni Kartika.
Kesimpulannya, kebangkitan Gregoria Mariska di mata Yuni Kartika bisa menjadi salah satu lecutan semangat bagi tunggal putri Indonesia lainnya untuk ikut bersaing di level atas.
Tentunya untuk mencapai misi itu harus butuh komitmen dan kerja keras, karena menjadi juara tidak ada yang diraih dengan cara instan.
Saat ini di bawah Gregoria Mariska, ada sejumlah nama potensial dari Putri Kusuma Wardani, Ester Nurumi Tri Wardoyo, Chiara Marvella Handoyo, Mutiara Ayu Puspitasari, hingga Komang Ayu Cahya Dewi.