3 Alasan Bagas/Fikri Memang Harus Tembus World Tour Finals Meski Tanpa Keringat
INDOSPORT.COM – Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri memiliki 3 alasan mereka memang harus menembus BWF World Tour Finals 2023, meski dicapai tanpa harus kerja keras.
Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri memastikan satu tempat ke BWF World Tour Finals 2023, mendampingi Fajar Alfian/Rian Ardianto yang lebih dulu lolos.
Ganda putra peringkat 10 dunia di ranking BWF itu lolos setelah dua pesainya pada kualifikasi Race to Hangzhou terhenti di perempat final China Masters 2023.
Dua pesaingnya tersebut adalah rekan senegara Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin dan ganda Taipei Lee Yang/Wang Chi-lin.
Bagas/Fikri yang terhenti babak 32 besar China Masters 2023 masih memiliki asa lolos ke Finals asalkan Leo/Daniel dan Lee/Wang tidak lolos ke babak final ajang Super 750 ini.
Nah, Leo/Daniel dan Lee/Wang justru kompak tersungkur di perempat final China Masters, sehingga Bagas/Fikri memenuhi syarat ke BWF World Tour Finals tanpa keluar keringat.
Meski lolos ke BWF World Tour Finals dengan menggantungkan hasil ganda putra lain, torehan Bagas/Fikri sepanjang tahun ini juga mendulang poin yang cukup.
Bagas/Fikri berhasil mencapai empat final turnamen dengan raihan runner-up di ajang Orleans Masters, Thailand Open, Denmark Open dan French Open.
Bukan hanya itu, ada tiga alasan yang membuat Bagas/Fikri sudah seharusnya lolos ke BWF World Tour Finals 2023 entah lewat jalur kerja keras atau pun tanpa keringat.
1. 1. Menjaga Supremasi MD Indonesia
Lolosnya Bagas Maulana/Shohibul Fikri ke BWF World Tour Finals 2023 bisa sekaligus menjaga tradisi ada satu pasangan ganda putra Indonesia yang akan jalani debutnya di ajang ini.
Pada edisi 2021 di Bali, pasangan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Rambitan berhasil mencatatkan debutnya di BWF World Tour Finals.
Kemudian pada edisi 2022 di Bangkok, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang kala itu berperingkat 1 dunia juga jalani debutnya di World Tour Finals.
Terlebih lagi, meski tidak segacor China, Indonesia berhasil menorehkan tiga kiprahnya terutama di nomor ganda putra dalam ajang tersebut.
Indonesia memang bisa dibilang tak begitu bersinar di ajang BWF Finals ini. Namun, Indonesia mampu menggondol 4 gelar juara di sektor ganda putra pada era BWG Super Series Finas.
Keempat gelar itu disumbangkan oleh Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang juara dua kali di tahun 2013 dan 2015, serta Kevin Sanjaya/Marcus Gideon di tahun 2017.
Sayangnya, di era BWF Finals antara 2018 hingga 2022, ganda putra Indonesia belum satu pun yang mampu menjadi juara. Hanya Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan jadi runner-up edisi 2019.
Oleh karenanya, baik Fajar/Rian maupun Bagas/Fikri diharapkan bisa mengembalikan supremasi ganda putra Indonesai di BWF World Tour Finals 2023 kali ini.
2. Antisipasi Poin Hangus di Tahun 2024
Dilansir dari cuitan dewan BWF, Bambang Rudyanto, pada Jumat (24/11/23), Bagas/Fikri memang seharusnya tembus BWF World Tour Finals 2023.
Hal ini dikarenakan Bagas/Fikri harus mengantisipasi sejumlah poin hangus karena dua turnamen tahun 2024 digelar secara bersamaan.
“Kenapa Bagas/Fikri mesti masuk World Tour Finals? Karena di All England dan New Orleans, banyak poin yang bakal hangus plus mereka mesti masuk ke tim Thomas & Uber Cup Februari karena poin 10% bakal bantuk mereka untuk terobos ke top 8,” tulis Bambang Rudyanto.
Diketahui, Bagas/Fikri jadi korban angkernya kalender turnamen BWF 2024, karena Orleans Masters 2024 dan All England dilangsungkan serentak pada 12 hingga 17 Maret 2024.
Bagas/Fikri merupakan runner-up di ajang Orleans Masters tahun ini. Mereka meraih juara dua usai dikalahkan wakil China, Chen Bo Yang/Liu Yi.
Sementara di ajang All England, Bagas/Fikri hanya mampu mencapai babak perempat final. Meski demikian, mereka meraup poin yang cukup tinggi untuk ranking BWF.
Kalaupun memilih ikut All England, maka Bagas/Fikri harus tampil sebagus mungkin di ajang tersebut dan pada tiga ajang Eropa berikutnya di Prancis, Swiss dan Spanyol.
Pasalnya, jika Bagas/Fikri tidak mampu mencapai target tersebut maka posisi mereka di ranking BWF akan melorot dan menguntungkan pemain lain.
3. Pembuktian Diri Usai Diremehkan
Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri harus menjadikan ajang BWF World Tour Finals 2023 sebagai ajang pembuktian diri sebelum melangkah ke musim 2024.
Penampilan Bagas/Fikri memang lebih sering disorot musim ini karena dianggap tidak konsisten, terutama setelah gagal mempertahankan gelar All England 2022.
Diam-diam, Bagas/Fikri berhasil mencapai empat final turnamen BWF World Tour, yakni di Orleans Masters, Thailand Open, Denmark Open dan French Open.
Namun semua empat final itu hanya berujung mereka harus puas sebagai runner-up, sehingga membuat Bagas/Fikri kerap dibanding-bandingkan dengan ganda putra lainnya.
Terutama dibandingkan dengan Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin yang sudah dua kali meraih gelar di Thailand Masters dan Indonesia Masters.
Jadi, menarik untuk dinantikah bagaimana kiprah Bagas/Fikri di BWF World Tour Finals yang akan digelar di Hangzhou pada 13-17 Desember 2023 mendatang.