Profil Wiel Coerver

Warisan Belanda di Sepakbola Indonesia

Sabtu, 14 Juni 2014 15:12 WIB
Editor: Raditya Adi Nugraha
 Copyright:

Robin van Persie jadi salah satu bintang di laga pembuka penyisihan Grup B. Catatan khusus bagi van Persie adalah ia mencetak 2 gol dari total 3 tembakan ke gawang Casillas.

Semua tahu bahwa pencipta skema total football adalah Rinus Michels, tapi tahukah anda bahwa untuk memainkan sepakbola indah seperti itu, seorang pemain harus menguasai dasar-dasar permainan sepakbola.

Terlebih bagi pesepakbola Belanda yang harus menguasai apa yang disebut dengan Coerver Method.

Wiel Coerver menjadi sosok yang menarik baik bagi persepakbolaan Belanda maupun Indonesia. Namun tahukah anda siapa sosok yang kami maksud?

SIAPAKAH WIEL COERVER?

Pria yang lahir dan wafat di kota Kerkrade merupakan pelatih yang mendapat julukan Albert Einstein-nya sepakbola karena menggunakan ilmu pengetahuan dan data untuk mengembangkan sepakbola.

Coerver pernah mengamati rekaman video para pemain top dunia serta pola permain tim terbaik pada saat itu selama berjam-jam, salah satunya adalah mengamati semua pergerakan legenda Brasil, Pele.   

Coever memulai karir kepelatihannya dengan mengambil kursus pelatih hingga mendapat lisensi A, dimana ia mendapat peringkat pertama sehingga Rinus Michels membopongnya.

Kerja keras dalam menimba ilmu, membuat Coerver yang pernah bermain di klub Roda JC itu sukses membawa Feyenoord menjuarai Piala UEFA tahun 1974.

Atas kesuksesannya itu, Coerver banyak dilirik klub-klub besar Eropa untuk menjadi pelatih kepala. Alih-alih menerima klub teras Eropa, Coerver menandatangani kontrak selama dua tahun untuk membesut tim nasional Indonesia.

"Masa depan persepakbolaan Indonesia menjadi tantangan buat saya," kata Coerver pada suatu wawancara di tahun 1975.

Tugas Coerver tak hanya melatih tim nasional, tapi juga mengajarkan kembali dasar-dasar bermain sepakbola dan juga penataran para pelatih yang rata-rata diikuti mantan pemain sepakbola nasional seperti Ipong Silalahi, Yudo Hadiyanto dan Harry Tjong.

Coerver mulai menjalankan program training camp di Salatiga pada 1 Februari 1975. TC ini dirancang untuk mengikuti Pra Olimpiade 1976, Asian Games 1978 di Bangkok dan Piala Dunia Argentina.

Tak hanya mengurusi sepakbola saja,TC Salatiga juga menekankan pendidikan formal. . Untuk memenuhi target itu, butuh intelegensi pemain yang tak bisa didapat dari bermain bola saja.

Coerver membawa Indonesia ke babak kualifikasi Olimpiade 1976, namun langkah Indonesia harus terhenti karena kalah dalam babak adu penalti melawan Korea Utara.

Setelah hanya setahun menjadi pelatih, Coerver kembali ke Indonesia sebagai penasehat teknis timnas SEA Games 1979.
 
Sempat beredar kabar miring tentang hubungan panas antara Coerver dengan petinggi PSSI, mantan pekerja tambang ini mengakhiri hubungan dengan PSSI sebagai tenaga ahli namun seringkali datang ke Jakarta untuk memenuhi undangan sebagai pembicara.

Wiel Coerver tutup usia pada 22 April 2011. Robin van Persie yang merupakan produk dari Coerver Method mengucapkan bela sungkawa atas kepergian sang jenius sepakbola lewat akun Twitter miliknya.

"Beristirahatlah dalam Wiel Coerver. Seorang legenda! Terima kasih karena telah membagi semua pengetahuan anda kepada dunia," tulis van Persie dalam aku @Persie_Offcial.   

APAKAH ITU COERVER METHOD?

Metode Coerver membantah bahwa pesepakbola hebat lahir melalui sebuah bakat, karena dapat dibentuk melalui sebuah sistem pembinaan yang baik.

Pada dasarnya, seorang pemain dibentuk melalui proses pelatihan terstruktur yang berbentuk piramida. Dimulai dengan dasar menguasai bola hingga taktik dalam menyerang secara berkelompok.

Namun warisan terpenting Wiel Coerver untuk sepakbola Indonesia adalah penekanan tentang kepribadian. Menurut Coerver, "Seorang pemain yang bagus adalah pemain yang memiliki kepribadian."

"Memiliki kepribadian sepakbola tidak ada hubungannya dengan asal negara. Dengan memiliki kepribadian di lapangan, maka seorang pemain dengan mudahnya akan mengalami kesulitan di lapangan," tambah Coerver.