Soeratin Cup sarat nilai sejarah. Soeratin Cup cuma kalah tua dari Perserikatan yang dihelat mengiringi berdirinya PSSI pada 1930. Soeratin Cup dipentaskan mulai 1965, saat PSSI dipimpin Maulwi Saelan.
Kesenjangan pemain muda dan senior di skuad timnas Indonesia jadi dasar diluncurkannya Soeratin Cup.
"PSSI memandang penting kompetisi usia muda. Ini salah stu pilar pembinaan pesepakbola usia muda. Dengan gulirkan kembali Soeratin Cup, PSSI buktikan itu dengan tindakan nyata," kata Tommy Welly, Direktur Kompetisi PSSI.
Lebih lanjut, Tommy menyatakan, pihaknya akan menggelar tur trofi Soeratin Cup. Dimulai dari Jakarta pada akhir Agustus 2014 hingga ke beberapa kota lain di Tanah Air. Kota yang menjadi tujuan tur trofi tak hanya wakili provinsi, pulau atau wilayah NKRI, tapi juga punya sejarah terkait Soeratin Cup.
"Selain tur trofi, kami juga tetapkan satu pesepakbola bintang yang lahir dari Soeratin Cup. Ia bakal jadi Ambassador Nasional Soeratin Cup. Ambassador lain kami pilih sebagai representasi tiap wilayah Indonesia," papar Tommy.
Dalam sejarahnya, edisi perdana ajan ini berlangsung pada 1965 langsung dibuka resmi Presiden RI Soekarno di Istana Presiden di Bogor, Jawa Barat.
Dari Soeratin Cup bermunculan pesepakbola berbakat yang kemudian jadi andalan timnas Indonesia.
Sebut Ronny Pasla. Kiper PSM Medan yang juarai Soeratin Cup 1967 itu bawa timnas Indonesia ke podium juara Piala Agakhan 1967 Bangladesh dan Pesta Sukan 1972 Singapura.
Juga ada Azhary Rangkuty, Patar Tambunan, dan Marzuky Nyak Mad. Ketiga punggawa PSMS yang juarai Soeratin Cup 1982 itu persembahkan medali emas pertama bagi Indonesia di cabor sepakbola SEA Games. Prestasi itu ditoreh di SEA Games XIV-1987 Jakarta.
Ricky Yacobi, Robby Darwis, dan Aji Santoso yang emban ban kapten timnas Indonesia di era 1980-2000-an pun jebolan Soeratin Cup.
Begitu pula dengan Atep Rizal, Dendi Santoso, Arif Suyono, Ahmad Bustomi, Edi Hapid, Dedi Kusnandar, Egi Melgiansyah, Firdaus Ramadhan, Yongki Aribowo, David Laly, Gunawan Dwi Cahyo, Maldini Pali, dan Reza Pahlevi Maldini Sitorus.
Kisruh dan dualisme yang membelit sepakbola Indonesia pada 2011-2013 pengaruhi keberadaan Soeratin Cup. Setelah PSDS Deli Serdang juarai Soeratin Cup 2012, kompetisi bagi para pesepakbola muda itu macet.