Mengenal Sepp Blatter, Presiden FIFA yang Suka Gonta Ganti Wanita

Sabtu, 30 Mei 2015 06:13 WIB
Editor: Gema Trisna Yudha
 Copyright:

Ditengah skandal FIFA yang menerpa dengan dugaan korupsi dan pencucian uang, Blatter membungkam lawan-lawannya dengan kemenangan untuk kembali menjadi penguasa sepakbola jagat raya. Terlepas dari cara-cara kotor yang mungkin dia gunakan untuk melanggengkan kekuasaannya, tersirat kerja keras dan ambisi yang berada di balik tubuh rentanya.

Sebelum mencapai dan bertahan di posisi puncak seperti saat ini, Blatter menjalani hidup yang sulit di masa lalunya. Lahir di Visp, sebuah kota di Alpine, Swiss, 10 Maret 1936, Blatter kecil harus mendorong gerobak membawa sayur dan buah ke pasar untuk membantu keuangan keluarganya. Dia bahkan harus tidur berdesakan dengan saudaranya Peter hingga remaja. 

Penghasilan ayahnya yang hanya seorang pekerja di pabrik kimia tak cukup menghidupi istri dan anak-anaknya, Blatter, Peter, marco, dan adik perempuan bungsunya Ruth. Tampaknya hidup sulit yang ia jalani ini yang membuatnya tumbuh menjadi seorang pekerja keras yang tekun.

Dia menyimpulkan dirinya dengan mengatakan, "Aku seperti kambing gunung yang terus berjalan dan berjalan, dan berjalan. Aku tak bisa dihentikan, hanya terus berjalan maju." 

Blatter kemudian tumbuh menjadi pemain sepakbola handal dan dijuluki sebagai raja di lapangan hijau. Dia sempat ditawari kontrak oleh klub Swiss, Lausanne Sport FC. Namun ayahnya tak memberi ijin dengan alasan pemain sepakbola tidak dibayar. 

Baca juga:

Daniela Jehle, Penjaga Hati Ter Stegen
Edurne Garcia, Pacar Seksi David de Gea
Mario Pombo, Kekasih Alvaro Morata yang Mempesona
Jinkee Jamora, Istri Cantik Manny Pacquiao
Bad Medina, Cinderella Milik Floyd Mayweather

Blatter kemudian menimba ilmu di fakultas hukum Universitas Lausanne di jurusan Administrasi dan Ekonomi. Setelah mengabdi untuk tanah airnya dengan menjalani wajib militer hingga mendapat pangkat kolonel, Blatter lulus, dan tetap bermain sepakbola tanpa sepengetahuan ayahnya. Dia dikenal cukup cerdas, dan menguasai setidaknya empat bahasa selain Iggris, Jerman, Prancis, Spanyol, dan Italia. 

Dia kemudian bekerja menulis tentang olahraga sebelum beralih menjadi humas dan menjadi ketua publisitas di Badan Pariwisata Valais. Dia juga menjadi penyanyi di pesta pernikahan untuk menambah penghasilannya.

Langkahnya menuju kursi Presiden FIFA dimulai saat dirinya bekerja sebagai di perusahaan pembuat jam sports, Longines. Saat itu, dia terlibat dalam pengembangan fasilitas waktu untuk Olimpiade 1972 dan 1976. 

Dari sana dia menjadi Direktur Teknis pada 1975 (hingga 1981) saat usianya 39. Pada 1981 dia menjadi Sekjen FIFA pada 1981, jabatan terakhir sebelum dia terpilih sebagai pesiden pada 1998. 

Berbanding terbalik dengan karirnya yang terus menanjak, kehidupan cinta Blatter cenderung berkelok. Istri pertamanya adalah Liliane Biner, seorang gadis lokal yang dikenalnya saat masih muda. Pernikahan mereka membuahkan anak perempuan semata wayang, Corinne, yang kemudian berakhir dengan perceraian.

Setelah itu, Ia berkenalan dengan Barbara Kaser, perempuan berusia 30 tahun, lebih muda dari Blatter saat itu, yang merupakan putri dari mantan Sekjen FIFA, Helmut Kaser. 

Kaser yang tak setuju putrinya berhubungan dengan Blatter menolak hadir saat keduanya memutuskan menikah pada 1981. Namun setelah mengambil putrinya, Blatter lalu mengambil posisi Kaser, sebagai Sekjen FIFA.

Pernikahan mereka bertahan 10 tahun, sebelum Blatter kembali kepincut wanita yang lebih muda dari dirinya, Ilona Boguska yang merupakan teman dari putri semata wayangnya. Pernikahan dengan Boguska hanya bertahan selama tujuh tahun sebelum Blatter jatuh ke pelukan wanita lain, yang merupakan terapis lumba-lumba, Graziella Bianca.

Namun Graziella yang tak suka dengan sikap Blatter yang mengabaikan dirinya untuk sepakbola, akhirnya meninggalkan Blatter. Kandas dengan Graziella, Blatter rujuk dengan Ilona. Namun mereka kembali berpisah enam tahun lalu, dengan alasan yang sama dengan Graziella. Namun Blatter telah kembali menggandeng seorang wanita pada Piala Dunia 2014, Linda Barras, yang tampak dalam kongres FIFA sabtu dini hari tadi. Linda berusia 51 tahun, terpaut 28 tahun dengan Blatter yang berusia 79 tahun. 

318