Seperti diutarakan Rizky Kurniawan selaku Humas Rumah Cemara mengatakan kegiatan yang telah dilakukan sejak 28 November ini diikuti serentak oleh tiga provinsi di Indonesia seperti Jawa Barat di Kota Bandung, Jawa Timur di Probolinggo dan Papua di Wamena dengan total peserta 60 pelatih.
Di hari terakhir, para peserta diwajibkan memberikan pengarahan dengan memberikan materi kepelatihan yang didapat, kepada 100 anak usia dini.
"Pada intinya, kita ingin menggelar acara yang sifatnya tidak seremonial. Tapi kita pengen kasih bentuk yang nyata kepada masyarakat. Karena tujuan hari AIDS sedunia ini, kita ingin menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang bahaya AIDS. Salah satunya kita mengadakan yang namanya pelatihan pelatih grassroot," ujar Rizky kepada INDOSPORT di Lapangan Secapa AD, Hegarmanah, Bandung.
Dalam kepelatihannya itu sendiri, Rizky mengatakan para peserta tidak hanya sekadar diberikan materi atau ilmu tentang kepelatihan sepakbola saja. Namun juga diberikan pemahaman bagaimana caranya menanggulangi AIDS.
"Jadi, kedepannya diharapkan bisa menjadi penyambung lidah atau menjadi ambasadornya dalam penanggulangan HIV/AIDS. Entah itu bisa transfer ilmu dalam pencegahannya, cara penularannya seperti apa. Dan juga menumbuhkan kesadaran masyarakat lebih luas supaya bisa melakukan tes HIV secara sukarelawan. Karena itu masih menjadi masalah," tegasnya.
Sejauh ini, lanjut Rizky, orang pengidap HIV/AIDS sudah menjadi isu yang cukup general. Karena bukan hanya dialami pengguna jarum suntik atau pekerja seks komersial saja melainkan saat ini sudah banyak Ibu Rumah Tangga yang mengalami juga.
"Jadi ini sebagai bentuk warning juga. Tolong jaga diri kalian agar tidak terkena HIV. Agar anak-anak juga bisa lebih terjaga dari HIV atau AIDS," harapnya.
Rizky berencana di hari peringatan AIDS sedunia yang akan datang bisa menggelar event lebih besar lagi alias bisa menjangkau masyarakat lebih luas. "Dan berharap bisa menjangkau masyarakat untuk bisa lebih sadar lagi dengan permasalahan ini (HIV/AIDS)," pungkasnya.