Misteri Rene Louis Conrad, Mahasiswa yang Tewas Ditembak Usai Laga
Belakangan diketahui bahwa yang menembak Rene adalah seorang taruna AKABRI Kepolisian. Namun karena taruna itu konon adalah anak seorang jenderal, maka yang dikorbankan adalah seorang anggota Brimob, Brigadir Polisi Dua Djani Maman Surjaman.
Pada saat anggota Brimob itu diajukan ke pengadilan, mahasiswa justru melakukan protes karena menyadari ketidakadilan yang berlangsung. Meskipun anggota Brimob itu dibela oleh pengacara terkenal Adnan Buyung Nasution, ia tetap dinyatakan bersalah.
Sidang Mahkamah Militer Priangan-Bogor pada Desember 1970 memberikan vonis 5 tahun 8 bulan tetapi kemudian pengadilan banding Mahkamah Kepolisian Tinggi 13 April 1972 memberikan vonis berbeda yaitu 1 tahun 6 bulan.
Mahasiswa masih ngotot Sersan Djani hanyalah kambing hitam. Sersan Djani dianggap tidak tahu-menahu soal peristiwa ini diadili. Mahasiswa ITB mengetahui Sersan Djani hanya korban melalui Adnan Buyung Nasution, pengacara Sersan Djani. Mahasiswa malah balik menunjukkan solidaritas mereka dengan mengadakan aksi ‘Dompet untuk Sersan Djani’.
Peristiwa Rene Conrad meninggalkan luka mendalam di kalangan mahasiswa ITB. Untuk mengenang, ITB menamakan gerbang depan ITB itu sebagai Gerbang Rene Louis Conrad, dan setiap tanggal 6 Oktober diadakan peringatan Peristiwa Rene Conrad, sebagai peringatan konflik ini.