Insiden baku tembak dan bom yang terjadi di Sarinah, Jakarta, Kamis 14 Januari kemarin sangat disayangkan Yandi Sofyan Munawar. Striker Persib Bandung ini yakin dampaknya akan meluas.
Pasalnya, Yandi pernah merasakan dampaknya. Tepatnya pada 2013 lalu. Kala itu, pemilik nomor punggung 99 ini akan mencoba peruntungannya di Liga Australia bersama Brisbane Roar.
Saat hendak menginjakkan kaki di negeri Kanguru, Yandi terpaksa harus mendapatkan pemeriksaan berlapis, lantaran statusnya sebagai warga negara Indonesia (WNI).
"Pernah kejadian waktu saya ke Australia, pihak keamanan bandara ketika tahu saya dari Indonesia langsung melakukan pemeriksaan berlapis-lapis," kenang Yandi, Jumat (15/1/2016).
Berbeda dengan warga negara asing lainnya, pemain kelahiran Cikajang Garut Jawa Barat ini justru menjadi bulan-bulanan kecurigaan para petugas bandara.
"Padahal warga negara lain seperti India, atau asia lainnya pemeriksaannya hanya sekali saja kemudian lolos. Kalau saya, dulu tas sampai diperiksa berkali-kali. Belum lagi di interogasi ditanya-tanya di ruangan khusus hampir setengah jam," kenangnya lagi.
Kejadian itu, kembali terulang saat Yandi memperkuat timnas U-23. Namun saat itu, rekan satu timnya yang diinterogasi.
"Dulu waktu sama timnas U-23, ada teman saya juga yang diinterogasi, gara-gara dia punya janggut panjang. Akhirnya kan banyak yang dirugikan gara-gara kejadian (terorisme) itu," katanya.
Dengan insiden yang terjadi di Ibu Kota, otomatis Yandi pun merasa tidak tenang alias trauma terutama bila melakukan perjalanan.
"Pemerintah mengatakan kita harus berani, tapi tetap saja dengan adanya seperti ini jadi harus hati-hati. Apalagi kalau masuk mall. Kan yang diincarnya brand-brand Amerika," tutup ia.