Pada menit ke 23, para pemain dari Arema maupun Mitra Kukar terlibat saling adu jotos di lapangan setelah terjadi insiden benturan sebelumnya. Laga pun sempat terhenti selama dua menit akibat insiden itu.
Berawal dari perseteruan Zuchrizal Abdul Gamal dengan Toni Espinosa, para pemain kedua tim terpancing emosinya dan saling menyerang satu sama lain. Hal ini lantas mendapat tanggapan dari Mahaka Sports, selaku operator turnamen PJS.
"Kasus perkelahian antar pemain yang kita sanksi adalah bersifat massal. Tadi terlihat para pemain ramai berkelahi di lapangan," kata Hasani Abdulgani.
CEO Mahaka Sports tersebut lantas memberi perhatian lebih terhadap insiden yang terjadi. Menurutnya, ini adalah kasus perkelahian pemain secara massa yang terjadi untuk pertama kalinya sejak Piala Presiden lalu.
Hasani pun menerangkan, untuk kasus ini kedua tim bisa terancam sanksi denda hingga Rp 50 juta.
"Tapi tidak bisa langsung didenda kan. Kita tunggu laporan dari Pengawas Pertandingan, lalu dibawa ke Komisi Disiplin. Nanti kita lihat apakah termasuk kasus berat atau tidak," lanjutnya.
Seperti halnya laga di Malang, perkelahian pemain juga terjadi saat laga Semen Padang kontra Pusamania Borneo FC, Sabtu lalu. Dua pemain yakni Satrio Syam dan Arpani saling pukul dan langsung diusir keluar lapangan oleh Wasit Iwan Sukoco.
"Bedanya, di Padang itu yang berkelahi bersifat individu. Mereka sudah kena kartu merah dan denda Rp 5 juta. Para pemain yang datang beramai-ramai itu bermaksud melerai, bukan memperkeruh," tandasnya