Arema Cronus memang gagal lolos ke laga puncak turnamen Piala Jenderal Sudirman, setelah kalah adu penalti 2-3 dari Mitra Kukar. Tim Singo Edan setidaknya sudah mencapai target menang di laga home lewat skor 2-1. Laga pun mesti diakhiri lewat adu penalti akibat skor agregat sama 3-3.
Kekalahan adu penalti itu akhirnya menghentikan ambisi Arema untuk meraih gelar PJS. Joko Susilo menilai kegagalan ini merupakan tanggung jawab pelatih, bukan pemain.
"Kalau ada yang mesti disalahkan, saya orangnya. Pemain sudah bermain sekuat tenaga di lapangan. Kan strategi permainan kita yang susun," tandas Pelatih Arema Cronus tersebut.
Ia pun siap pasang badan sebagai bentuk tanggung jawabnya sebagai pelatih. Pasalnya, pelatih yang akrab disapa Gethuk itu merasa bersalah karena sudah gagal mengantar Arema meraih target juara pada dua turnamen besar, karena selalu terhenti di fase semifinal.
Sebelumnya, Arema gagal menggapai juara Piala Presiden akibat kalah dalam skor agregat atas Sriwijaya FC.
"Dua kali kita gagal menembus final. Saya sebagai pelatih pun pasti akan tanggung jawab. Saya yang harusnya dievaluasi," lanjutnya.
Terkait nasibnya, Gethuk menyerahkan sepenuhnya kepada manajemen tim pasca evaluasi nanti.
"Terserah manajemen nanti. Yang jelas, posisi saya kan awalnya membantu Almarhum Suharno sebagai asisten. Manajemen juga kan yang memilih saya di posisi ini," pungkasnya.