Kisah Ali Dia, Penipu Terhebat Dalam Sejarah Liga Inggris

Jumat, 8 April 2016 13:52 WIB
Editor: Tengku Sufiyanto
 Copyright:
Kasus-Kasus Penipuan Perdana Ali Dia

Ali Dia akhirnya tercatat menandatangani kontrak dengan salah satu klub di kasta kelima sepakbola Prancis, Al Chaeteaubriant pada Desember 1993. Kontrak tersebut bukan menjadikan Ali Dia sebagai pesepakbola profesional, melainkan sebagai pesepakbola semi profesional dengan bermain di tim junior Chaeteaubriant.

CEO Al Chaeteaubriant, Michael Bonnier mengatakan, Ali Dia akhirnya mampu naik ke tim sneior dari tim junior. Kemudian, pemain yang mengaku berposisi sebgaai striker tersebut meninggalkan klub pada tanggal 1 Agustus 1994. 

Selama membela Chaeteaubriant, Ali Dia tinggal di Boulevard Victor Hugo, Prancis. Namun, sosoknya menghilang selama tiga bulan, an disinyalir berada di Avignon, Prancis.  

"Pemain itu sedang mencari klub baru," kata Bonnier.

Selanjutnya, Ali Dia kembali muncul ke dunia sepakbola. Ia bergabung dengan sebuah klub asal Finlandia, Finnairin Palloilijat pada tahun 1995.

"Ia selalu bercerita tentang George Weah yang disebut sebagai pamannya," kata mantan pemain Finnairin Palloilijat, Kalle Lehtinen.

Ali Dia mendapat bayaran sebesar 50 pundsterling atau sekitar 927 ribu rupiah dalam seminggu. Akan tetapi, ia mengaku kepada rekan-rekannya menerima bayaran sebesar 250 poundsterling atau sekitar 4,6 juta rupiah.

Ia berkesempatan untuk membela Finnairin Palloilijat saat melawan Vaasan Palloseura pada menit ke-74 dalam laga lanjutan kasta kompetisi tertinggi sepakbola Finlandia, Veikkausliiga pada tanggal 30 April 1995. Ali Dia tidak memberikan kontribusi apapun, meski timnya menang dengan skor 3-1. 

Menurut akun di koran Finlandia, Helsingin Sanomat, Ali Dia tertangkap offside sepuluh kali, dan sebagian kesalahan serangan Finnairin Palloilijat berasal darinya.

"Ketika pertama kali brgabung, dia memiliki sesuatu yang luar biasa, dengan tendangan bagian luar kaki kanannya. Tapi, semuanya hilang setelah dua minggu. Kemudian, dia tampak seperti dia tidak pernah bermain sepak bola sama sekali. " kata mantan rekan setimnya di Finnairin Palloilijat, Simo Valakari.

Kemudian, Finnairin Palloilijat hanya memiliki 13 pemain yang fit dalam sesi latihan pada awal Juli 1995. Namun, Ali Dia terlihat tidak menampakan diri dalam latihan tersebut.

"Beberapa pemain sedang latihan, perlahan keburukan Ali Dia terbongkar. Dia menghilang di sesi latihan. Kemudian, kami bertanya-tanya di mana striker tersebut. Dia dikabarkan pulang ke Senegal untuk mengunjungi makam ibunya, tapi tidak pernah kembali," ujar Valakari. 

Finnairin Palloilijat telah menghabiskan dana sebesar 50 pundsterling atau sekitar 927 ribu rupiah untuk pemain yang tidak memberikan kontribusi apa-apa bagi tim. Hasilnya, Finnairin Palloilijat terdegradasi pada tahun 1998, dan selanjutnya mengalami bangkrut akibat menumpuknya hutang klub. 

Pada musim gugur tahun 1995, Ali Dia kembali muncul. Kali ini, ia berada di Jerman membela VFB Lubeck yang bermain di kasta kedua Bundesliga.

Ali Dia datang ke VFB Lubeck melalui seorang pekerja sosial asal Hamburg, Lorkowski yang berhasil ditipunya. Ia mengatakan kepada Lorkowski bahwa dirinya pernah mencetak lima gol bersama AC Milan, dan keponakan dari George Weah.

VFB Lubeck kemudian dilatih oleh Michael Lorkowski, yang sebelumnya memenangkan Piala DFB dengan Hannover 96. Setelah pindah ke Lübeck, keberhasilan Lorkowski terus dengan promosi ke tingkat kedua sepak bola Jerman.

Kemudian, Lorkowski yang akarab dengan manajer VFB Lubeck, Helmut Schulte membawanya untuk diproyeksikan bergabung bersama klub.

"Itu pasti hari keberuntungannya," kata Lorkowski.

Selanjutnya Ali Dia kembali menghilang. Ia dikabarkan berada di Inggris untuk melamar ke sejumlah klub, salah satunya Rotherham United.

21