Cerita Carlos Henrique Kaiser, Si Pembohong Terbesar dalam Sejarah Sepakbola

Sabtu, 9 April 2016 11:28 WIB
Editor: Ramadhan
 Copyright:
Sepulang dari Meksiko: Awal Karier Menipu

Kaiser tumbuh besar saat Brasil tengah berada di masa kejayaan setelah meraih gelar Piala Dunia 1970. Ia bermimpi menjadi pemain sepakbola terkenal layaknya bintang-bintang legendaris Brasil seperti Pele, Gerson, Jairzinho dan Carlos Alberto yang sukses membawa Brasil meraih juara di Meksiko.

Kaiser mengaku pernah bermain sepakbola di tanah Argentina, Amerika Serikat dan Prancis. Dalam karier yang sukses dibangun selama 20 dan tanpa mencetak satu gol pun, Kaiser juga sempat berkesempatan untuk trial di klub Meksiko, Puebla. Namun, karena dianggap tak memiliki kemampuan, Kaiser akhirnya dipulangkan ke Brasil.

Pulang dari Meksiko, karier menipu Kaiser akhirnya dimulai. Meski tak memiliki bakat bermain bola, Kaiser cukup cerdik memanfaatkan situasi untuk bisa menipu. Persahabatannya dengan pemain terkenal Brasil seperti Romario, Renato Gaucho, Ricardo Rocha, Branco dan Edmundo di awal 1980-an memiliki peranan penting dalam keberhasilannya menjadi penipu dalam sepakbola.

Kaiser akhirnya berhasil meminta para bintang Brasil tersebut untuk merekomendasikan dirinya ke klub-klub yang mengontrak mereka. Para pemain Brasil tersebut berusaha meyakinkan pihak klub untuk mengontrak Kaiser meskipun hanya trial selama 3 bulan.

Lalu, setelah menandatangani kontrak 3 bulan, Kaiser akan mengaku jika dirinya butuh beberapa minggu untuk mengembalikan kondisi terbaiknya. Jadi, sepanjang bulan pertama, Kaiser hanya akan menjajal latihan fisik tanpa menunjukkan kemampuannya bermain bola seperti berlari mengelilingi lapangan.

Saat bulan pertama selesai dan hanya dilewati dengan berlatih fisik, Kaiser diminta menunjukkan kemampuannya dengan berlatih menggunakan bola. Menghadapi situasi tersebut, Kaiser kembali dengan cerdik mengeluarkan trik keduanya untuk menipu.

“Saya akan meminta pemain lain untuk memberikan umpan kepada saya. Kemudian saya menendang jauh-jauh bola tersebut. Saat pemain itu kembali setelah mengambil bola, saya akan memegang paha belakang saya (hamstring) sambil kesakitan dan pura-pura cedera,” kata Kaiser dalam sebuah wawancara dengan Rede Globo, Esporte Espetacular, pada 2011.

Kala itu, tak ada pemeriksaan scan MRI atau pemeriksaan cedera dengan cara pemindaian. “Saya menghabiskan waktu selama 20 hari di meja perawatan bersama tim medis. Tak ada scanner MRI pada saat itu, jadi mau tak mau klub harus percaya kepada saya,” tambah Kaiser.

195