Cerita Carlos Henrique Kaiser, Si Pembohong Terbesar dalam Sejarah Sepakbola

Sabtu, 9 April 2016 11:28 WIB
Editor: Ramadhan
 Copyright:
Hampir Terbongkar

Kaiser merasa bahwa dengan tak adanya internet dan akses informasi masih sangat terbatas mengenai siapa dirinya, ia mengerti bahwa kesempatan untuk menikmati karir di sepakbola sangat besar meskipun tanpa bakat bermain bola sekalipun.

Kala dikontrak Botafogo pada 1990-an, Kaiser sering terlihat membawa telepon genggam (ponsel) selama sesi latihan, yang saat itu masih menjadi barang langka. Kaiser memanfaatkan telepon genggam tersebut untuk membuat perbincangan palsu dalam bahasa Inggris melalui panggilan telepon.

Di hadapan rekan-rekan setimnya yang tak bisa berbahasa Inggris dan mudah ditipu, Kaiser berpura-pura tengah berbicara menggunakan bahasa Inggris, dengan klub-klub Eropa. Hal tersebut ia lakukan seolah-olah dirinya tengah diincar klub-klub tersebut.

Tak semua bisa tertipu dengan gelagat bohong Kaiser. Dokter klub Botafogo yang pandai berbahasa Inggris, Ronaldo Torres bingung mendengar salah satu percakapan telepon Kaiser, yang tidak masuk akal sama sekali.

Sang dokter akhirnya berusaha mencari tahu untuk menyelidiki lebih lanjut mengenai kejanggalan tersebut. Saat Kaiser mandi, sang dokter mendapati telepon genggam Kaiser. Setelah dicek, telepon genggam tersebut ternyata hanya mainan.

Tak hanya itu, aksi penipuan Kaiser pernah juga hampir terbongkar saat dirinya dikontrak salah satu klub Brasil, Bangu. Namun, Kaiser lebih dulu sempat menjalankan trik menipunya yang cerdik di Bangu.

Terus berada di bangku cadangan, Presiden klub Bangu, Castor de Angrade akhirnya menginginkan sang striker untuk tampil di atas lapangan. Pulih dari cedera, Kaiser pun terkejut mengetahui bahwa dirinya dipilih masuk dalam skuat Bangu di salah satu pertandingan.

“Pelatih meyakinkan saya bahwa saya hanya akan menjadi cadangan. Tapi, saat tim kalah, saya diminta untuk melakukan pemanasan. Saat itu, saya sempat panic. Jika saya bermain, maka orang-orang pasti akan tahu kemampuan saya sebenarnya. Saya harus berpikir cepat saat itu.”

Demi menjaga penyamarannya, Kaiser kembali dengan cerdik menjalankan aksi menipunya yang juga berhasil. Sebelum masuk ke lapangan, tiba-tiba Kaiser memanjat pagar pembatas penonton dan menyerang salah seorang suporter.

Wasit pun tanpa ampun langsung memberikan Kaiser kartu merah dan mengusirnya dari lapangan. Dengan begitu, Kaiser berhasil untuk tak bermain dan ia terhindar dari rasa malu jika saja ia bermain.

“Saya melihat bahwa suporter menghina Presiden klub. Jadi saya naik ke pagar dan melancarkan serangan verbal kepada suporter tersebut,” kata Kaiser dalam sebuah wawancara.

Namun, sang Presiden klub (Castor de Andrade) sempat marah dan meminta penjelasan dari Kaiser soal insiden memalukan tersebut. Kaiser tak kehilangan akal, dengan cerdik ia menjelaskan alasannya memukul suporter yang justru membuat sang Presiden terharu.

“Sebelum Anda mengatakan apa-apa, tolong dengarkan. Setelah ayah saya meninggal, saya sudah menganggap Anda sebagai ayah saya. Dan saya tidak akan pernah mengizinkan siapa pun mengatakan ayah saya adalah seorang pencuri,” jelas Kaiser.

“Namun para suporter mengatakan hal tersebut. Maka itulah saya ikut campur,” tandasnya.

Alih-alih marah dan menghukumnya, sang Presiden klub justru senang dan terharu dengan aksi pemainnya tersebut. Alhasil, Kaiser justru mendapatkan perpanjangan kontrak selama 6 bulan.

195