Perubahan skema bermain langsung diusung Aji Santoso sejak datang di awal September 2016. Eks pelatih Timnas U-23 itu tetap konsisten dengan filosofinya, yakni mengandalkan lebih banyak pemain muda.
Alhasil, Persela pun kini menyajikan permainan enerjik. Deretan perubahan itu pun tampak lebih efektif dengan beberapa pemain muda seperti kiper Dwi Kuswanto, Muhammad Agung Pribadi maupun pilar tim U-21 sebelumnya, Saddil Ramdani.
Aji pun menjelaskan perihal pemilihan Dwi Kuswanto yang menggantikan posisi Khoirul Huda di bawah mistar gawang Persela, sejak mengalami kekalahan telak 0-5 di markas Persipura Jayapura.
Choirul Huda posisinya digantikan oleh Dwi Kuswanto.
"Choirul Huda tampak capek dan membutuhkan istirahat untuk saat ini," tuturnya beberapa waktu lalu mengenai alasan ditepikannya Choirul Huda.
Ungkapan itu pun memang rasional jika menilik pada catatan kebobolan Choirul Huda. Dalam 22 laga di TSC, Kiper sekaligus kapten tim itu sudah kebobolan 38 kali, sementara Dwi Kuswanto baru mencatat empat kali kebobolan di lima laga menggantikan posisi seniornya itu.
Aji Santoso tidak takut memainkan banyak pemain muda di tim utama Persela Lamongan.
"Di sisi lain, tim ini juga punya banyak pemain lain yang cukup bagus jika diberi kesempatan bermain," imbuh Aji Santoso.
Dalam statistik pribadi, Aji Santoso pun mencatat raihan bagus di tujuh laga awalnya menangani tim berjuluk Laskar Joko Tingkir. Pemilik akademi ASIFA di Kota Malang itu mencatatkan sembilan poin hasil dari dua kali menang, tiga kali imbang dan dua kali kalah.
Catatan itu pun melampaui dua pendahulunya. Sutan Harhara hanya mampu memberikan tujuh poin bagi Persela dari jumlah laga yang sama. Sedangkan Stefan Hansson malah mencatatkan empat kekalahan beruntun di awal kompetisi.