Persija Jakarta akan menghadapi Persib Bandung, dalam pertandingan pekan ke-27 TSC 2016 di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (05/11/16) malam WIB. Pertandingan tersebut diprediksi bakal berjalan dengan tensi tinggi.
Pasalnya, ada rivalitas dari kedua suporter yang selalu menjadi bumbu panasnya laga. Viking (Persib) dan The Jakmania (Persija) selalu berselisih.
Selain itu, kedua klub memiliki persaingan adu gengsi sejak era Perserikatan. Persija merupakan pemegang gelar terbanyak kompetisi elite di Indonesia, dengan meraih juara Perserikatan sebanyak 9 kali (1931, 1933, 1934, 1938, 1954, 1964, 1973, 1975, dan 1979) dan satu kali juara Liga Indonesia 2001.
Sedangkan, Persib merupakan klub kedua terbanyak di bawah Persija yang meraih gelar juara kompetisi elite Indonesia. Tim Maung Bandung menjuarai Perserikatan sebanyak lima kali (1939, 1961, 1986, 1989/90, dan 1993/94), satu kali juara Liga Indonesia musim 1994/95, dan satu kali berhasil menjadi juara Indonesia Super League (ISL) 2014.
Laga putaran pertama TSC 2016, Persib Bandung vs Persija Jakarta.
Untuk itu, PT Gelora Trisula Semesta (GTS) selaku operator TSC 2016 telah menunjuk sosok wasit berpengalaman untuk memimpin laga panas tersebut. GTS akhirnya resmi menunjuk Djumadi Effendi untuk memimpin laga tersebut.
Djumadi Effendi merupakan wasit berpengalaman di kancah sepakbola Indonesia. Namun, wasit asal Malang itu kerap dianggap sering mengeluarkan keputusan kontroversi. Ada beberapa kasus yang membuat Djumadi dianggap kontroversi.
Djumadi Effendi saat memberikan kartu merah untuk pemain Pusamania Borneo FC, Diego Michiels
Kasus petama datang ketika pelatih Persija ketika itu, Iwan Setiawan, menilai kepemimpinan Djumadi tidak adil saat timnya menghadapi Persisam Putra Samarinda di ISL 2012.
Kasus kedua hadir kala suporter PSM Makassar mem-bully Djumadi di media sosial, akibat keputusannya yang merugikan tim Juku Eja. Ketika itu, Djumadi dianggap memberikan penalti kepada Pusam Samarinda di menit-menit akhir pertandingan. Penalti tersebut yang akhirnya membuat Pusam Samarinda menang 2-1 atas PSM di ISL 2014.
Kasus ketiga ketika Djumadi mendapat hukuman larangan memimpin pertandingan selama tiga minggu dari Komisi Wasit Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Ketika itu, Djumadi dianggap salah mengambil keputusan di laga Persipura Jayapura kontra Mitra Kukar di ISL 2014.
Kasus keempat hadir kala pelatih Pusamania Borneo FC (PBFC), Dragan Djukanovic, menilai Djumadi memberikan keputusan kontroversi saat timnya menghadapi Persib Bandung di TSC 2016.
"Ini sulit dipercaya, selama saya berkarier di sepakbola ini yang terburuk. Dia (wasit) harus berhenti dari sepakbola. Dia merusak pertandingan. Dia harus malu telah melakukan ini (memimpin buruk)," kata Djukanovic.
Wasit Djumadi Effendi.
Meski dianggap penuh kontroversi, Djumadi juga mempunyai track record positif. Ia pernah dipilih untuk memimpin laga final Piala Presiden 2015, yang mempertemukan Persib kontra Sriwijaya FC.
Patut ditunggu kinerja Djumadi Effendi di laga Persija kontra Persib. Semoga Djumadi bisa seadil-adilnya dalam memimpin pertandingan tersebut.