Arema Cronus kini menantikan hasil putusan Komisi Disiplin GTS terkait insiden penyalaan flare di tribun utara, ketika pertandingan melawan Persela Lamongan memasuki masa injury time di Stadion Kanjuruhan, Malang, Minggu 06 November kemarin.
Merujuk pada pelanggaran serupa, Panpel Arema Cronus terancam dijerat sanksi berupa denda uang mencapai Rp10 juta.
Namun, ancaman sanksi lebih berat pun kini membayangi Panpel karena hal ini adalah pelanggaran yang ke-5 kalinya. Tak pelak, ancaman pertandingan tanpa penonton hingga sanksi laga usiran pun mencuat seiring pengulangan pelanggaran terkait tingkah laku suporter.
Hal itu merujuk pada sanksi yang pernah dialami Madura United, saat mengulangi pelanggaran flare dalam laga kontra Persiba Balikpapan di pekan ke-6 TSC 2016. Akibatnya, MU menjalani laga usiran dengan penonton saat menjamu Bali United satu pekan berikutnya.
“Mudah-mudahan tidak sampai ke situ. Meski kita tahu, adanya flare juga merupakan tanggung jawab klub,” kata Media Officer Arema Cronus, Sudarmaji.
Sikap optimistis tersebut tak lepas dari cara penanganan yang cepat dan tidak sampai menggangu pertandingan. Hal itu lah yang akan menjadi salah satu poin untuk mengisi hak klarifikasi jika benar surat sanksi dari Komdis akan turun ke manajemen Arema Cronus.
Media Officer Arema Cronus, Sudarmaji.
“Nanti kita maksimalkan hak klarifikasi pada lampiran surat sanksi, kalau memang benar turun,” lanjut Sudarmaji.
“Salah satunya ya kecepatan tim kita dalam mengatasi dampak lebih buruk, dengan sigap mematikan flare yang menyala tak sampai 1 menit,” imbuhnya.
Rincian denda Arema Cronus terkait pelanggaran flare:
1. Pekan ke-1: Arema Cronus vs Persiba Balikpapan (denda Rp10 juta)
2. Pekan ke-3: Arema Cronus vs Bhayangkara FC (denda Rp15 juta)
3. Pekan ke-7: Arema Cronus vs Persija Jakarta (denda Rp10 juta)
4. Pekan ke-10: Persela Lamongan vs Arema Cronus (denda Rp10 juta)