Lilipaly merupakan satu-satunya pemain naturalisasi yang dipanggil untuk membela Skuat Garuda di Piala AFF 2016. Usai menjalani latihan pagi tadi bersama rekan-rekannya di lapangan Sekolah Pelita Harapan (SPH) Karawaci, Tangerang, pemain 26 tahun itu pun angat bicara mengenai kualitas sepakbola nasional.
Pemain yang kini membela SC Telstar itu mengakui bahwa sepakbola Indonesia masih dalam masa pertumbuhan. Meski begitu, Lilipaly juga mengakui banyaknya pemain muda di dalam skuat yang berkualitas seperti Evan Dimas, yang diyakininya akan menjadi tulang punggung Timnas Indonesia.
“Saya pikir level Indonesia sudah lebih baik, saya pernah merasakan di 2013 lalu. Sepakbola Indonesia sedang berkembang dan punya banyak pemain muda dan bagus seperti Evan Dimas, jadi kita punya talenta yang banyak,” ucap Lilipaly.
Evan Dimas merupakan salah satu talenta terbaik Timnas Indonesia.
Selain itu, Lilipaly juga membagikan pengalamannya di Jepang dan Belanda, dua negara lain di mana ia mengasah kemampuannya sebagai pesepakbola. Meski sama-sama maju di dunai si kulit bundar, kedua negara tersebut dinilai memiliki kultur sepakbola yang berbeda.
“Sepakbola di Jepang biasanya memainkan ball possession atau memainkan bola dari kaki ke kaki tetapi tidak sering menyerang, mungkin hanya dalam tiga-empat kesempatan. Sementara di Belanda itu akrab penguasaan bola dan terus menyerang,” jelas pemain yang sempat membela Persija Jakarta pada 2015.
Stefano Lilipaly sebut sepakbola Indonesia tengah berkembang saat ini.
Selain Persija Jakarta, Lilipaly juga sempat bergabung dengan klub Jepang, Consadole Sapporo pada 2014, klub yang saat ini dibela oleh pemain Timnas Indonesia, Irfan Bachdim. Setelahnya Lilipaly kemudian bergabung dengan SC Telstar pada 2015 dan selalu menjadi andalan klub divisi dua Liga Belanda tersebut.