Jejak UMS yang Terlupa: Klub Indonesia-Tionghoa, Piala Dunia, Persija, dan Timnas Merah Putih

Rabu, 23 November 2016 15:00 WIB
Editor: Yohanes Ishak, Tengku Sufiyanto, Mitjanna Lotusina Rangkuti
 Copyright:

DKI Jakarta, semua orang pasti tahu dengan kota tersebut. Jakarta merupakan Ibu Kota Indonesia. Segala aktivitas ada di kota yang dahulu bernama Batavia itu.

Jakarta merupakan pusat pemerintahan dan perekonomian Indonesia. Tak ayal, Jakarta menjadi salah satu kota tersibuk di dunia.

Kemacetan dan aktivitas banyak orang dapat dilihat di sudut-sudut kota. Jalan-jalan dipenuhi kendaraan roda dua dan empat.

Setiap trotoar serta alat transportasi baik kereta, bus, dan angkutan umum dipenuhi orang-orang yang melakukan aktivitas. Mereka berlari-lari untuk tidak terlambat ke sekolah dan kantor. Lalu terburu-buru untuk sampai rumah demi berkumpul menghabiskan sisa waktu sehari-hari bersama keluarga.

Jika ditelusuri setapak demi setapak, di setiap sudut Kota Jakarta pasti ditemui gedung-gedung bertingkat, pusat perbelanjaan, pusat pendidikan dari sekolah dasar hingga universitas. Jarang sekali ditemui sepetak lapangan dan fasilitas olahraga.
 


Lapangan Petak Sinkian milik UMS.

Namun jika mau ditelusuri lebih dalam, ada beberapa lapangan olahraga yang masih bertahan di kerasnya Ibu Kota Jakarta. Salah satunya Stadion Union Makes Strength (UMS) Petak Sinkian.

Stadion UMS Petak Sinkian terletak di  Jalan Ubi 10 C, Mangga besar, Tamansari, Jakarta Barat. Untuk sampai di stadion tersebut, harus melalui jalan sepetak yang tidak begitu luas.

Mobil harus bergantian saling mengalah dari dua arah untuk bisa melaju di jalan tersebut. Sepeda motor juga harus saling mengalah jika ada kepadatan atau kemacetan di sana.

Pemukiman padat penduduk dan wihara akan menghiasi perjalanan menuju Stadion UMS Petak Sinkian. Namun sesampainya di sana, rasa lelah akan terhapuskan.

Maklum, Stadion UMS Petak Sinkian merupakan lapangan sepakbola tertua di Jakarta. Sejarah sepakbola Jakarta bahkan Indonesia terukir di sana.

Stadion tersebut merupakan milik salah satu klub tertua di Jakarta, UMS. Klub tersebut didirikan pada tahun 15 Desember 1905.

Dahulu klub tersebut bernama Tiong Hoa Hwee Koan Scholar’s Football Club atau Pa Hoa FC. Sesuai namanya, UMS merupakan klub yang diisi etnis Tionghoa.
 


Lapangan Petak Sinkian milik UMS.

Dalam perkembangannya, UMS tumbuh menjadi klub yang menakutkan di Jakarta dengan sebutan yang boleh dibilang 'pabrik' bakat-bakat pesepakbola etnis Tionghoa dan Indonesia (pribumi).

Pepatah buah jatuh tak jauh dari pohonnya, patut disematkan untuk UMS, Timnas Indonesia, dan Persija Jakarta. UMS menjadi klub paling dominan penyalur pemain-pemain Persija dan Timnas mulai dari era 1930-an hingga 1970-an.

Tak bisa dipungkiri, Timnas dan Persija dihuni sejumlah pemain etnis Tionghoa dan Indonesia jebolan UMS. Etnis Tionghoa dan Indonesia jebolan UMS berperan besar dalam kejayaan Persija dan Timnas ketika itu.

Lalu bagaimana jalan kisah manis bak gula, UMS sebagai klub penghasil bakat-bakat pesepakbola hebat etnis Tionghoa dan Indonesia yang menghuni kejayaan Persija dan Timnas ketika itu?

INDOSPORT telah mengulasnya dalam sebuah edisi perdana investigasi sejarah dengan tajuk 'UMS: Indonesia-Tionghoa, Piala Dunia, Persija Jakarta, dan Timnas Indonesia'. Berikut ulasannya:

460