Asosiasi Federasi Sepakbola Asia (AFC) secara resmi mengumumkan klub-klub benua Asia yang berhak mendapatkan AFC Member Associations Licensed Club 2017 atau lisensi profesional klub anggota AFC. Penilaian AFC Member Associations Licensed Club 2017 berdasarkan kesempurnaan dari segi finansial klub, infrastruktur, suppoting, legal, personel, administrasi.
Lisensi tersebut dijadikan acuan utama untuk klub-klub yang ingin berlaga di Liga Champions 2017. Acuan ini diberlakukan untuk semua klub-klub negara-negara benua Asia.
Jeonbuk Hyundai Motors berhasil keluar sebagai kampiun Liga Champions Asia 2016.
Dikutip dari footballchannel, hanya ada lima negara Asia Tenggara yang mendapatkan lisensi tersebut, yakni Thailand, Malaysia, Vietnam, Singapura, dan Myanmar. Nama Indonesia tidak ada dalam daftar penerima lisensi itu.
Artinya, beberapa klub asal Thailand, Malaysia, Vietnam, Singapura, dan Myanmar berhak berlaga di Liga Champions Asia 2017. Sedangkan klub-klub Indonesia tidak bisa berlaga di kompetisi paling elite klub-klub benua Asia tersebut.
Dalam rinciannya, ada 18 klub asal Thailand yang mendapat lisensi tersebut. Sementara itu, Malaysia (1 klub), Vietnam (3 klub), Singapura (6 klub), dan Myanmar (3 klub).
Guangzhou Evergrande Taobao tampil sebagai juara Liga Champions Asia 2015.
Hal tersebut memang sudah diprediksi banyak pihak pemerhati sepakbola nasional. Maklum, sepakbola Indonesia tahun lalu mengalami mati suri.
Kompetisi resmi Tanah Air, Indonesia Super League (ISL) terhenti karena imbas dari konflik berkepanjangan kepengurusan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) era La Nyalla Mattalitti dengan Menteri Pemuda Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi.
Di tambah lagi, Indonesia terkena sanksi FIFA. Kompetisi yang digelar tidak resmi, atau bersifat hanya mengisi waktu kekosongan, yakni Torabika Soccer Championship (TSC) 2016.
Lambang Piala AFC.
Kini, sepakbola Tanah Air tengah bangkit usai dicabutnya sanksi FIFA. PSSI pun telah berevolusi melalui kongres dengan terpilihnya kepengurusan baru periode 2016-2020 pimpinan Edy Rahmayadi.
Klub-klub Indonesia sejatinya masih mendapat peluang berlaga di kompetisi kedua di bawah Liga Champions Asia (Piala AFC), jika berkaca tidak menggunakan lisensi profesional klub anggota AFC. Persib Bandung (juara) dan Persipura Jayapura (runner up) merupakan wakil Indonesia berdasarkan kompetisi resmi terakhir sebelum sanksi FIFA berlaku, yakni ISL 2014.
Semoga saja, PSSI bisa memberikan tanggapan dan solusi terkait hasil lisensi profesional klub anggota AFC, agar klub-klub Indonesia bisa berlaga di Liga Champions Asia nantinya.