Tewaskan Lebih dari 70 Orang, Tim Investigasi Ungkap Penyebab Utama Tragedi Chapecoense

Jumat, 2 Desember 2016 13:45 WIB
Editor: Dery Adhitya Putra
 Copyright:

Pihak otoritas Bolivia menarik izin terbang milik LaMia, perusahaan penerbangan yang menyediakan pesawat carter bagi Chapecoense.

Seperti diketahui sebelumnya, sebanyak 71 orang meninggal dunia akibat kecelakaan pesawat yang terjadi di pegunungan Medellin, Kolombia. Mayoritas penumpang pesawat tersebut merupakan pemain serta staf pelatih  Chapecoense.

Hasil penyelidikan mengenai kecelakaan tersebut menghasilkan sebuah hipotesis bahwa keselakaan terjadi karena pesawat diduga kehabisan bahan bakar. Saat memerikan lokasi kecelakaan, tim penyidik tidak menemukan bekas bahan bakar di puing-puing pesawat.

"Setelah melakukan pemeriksaan pada semua bagian pesawat yang masih tersisa, kami menyatakan bahwa saat kecelakaan terjadi pesawat sudah tidak memiliki bahan bakar," ujar Kepala Badan Penerbangan Sipil Kolombia, Alfredo Bocanegra dikutip dari BBC.
 

Pemain dan staf pelatih Chapecoense mengalami kecelakaan saat menuju Kolombia

Sekedar info, berdasarkan peraturan penerbangan internasional, sebuah pesawat diwajibkan untuk memiliki bahan bakar cadangan yang memungkinkan pesawat untuk mengudara selama 30 menit setelah tiba di tujuan.

"Dalam kasus ini, dengan sangat berat hati saya menyatakan bahwa pesawat tidak memiliki bahan bakar sesuai dengan peraturan yang berlaku," ujar Freddy Bonilla, sekretaris bidang keamanan udara dari Badan Penerbangan Kolombia, dikutip dari Reuters.

"Mesin merupakan sumber kekuatan semua perangkat elektronik di pesawat. Tanpa bahan bakar, sudah jelas bahwa semua perangkat elektronik di pesawat tidak akan berfungsi."

Dilansir dari BBC, Berdasarkan rekaman pembicaraan yang dimiliki menara kontrol bandara Medellin, pilot dalam pesawat yang membawa Chapecoense, Miguel Quiroga, berkata bahwa pesawat dalam kondisi "lumpuh total, semua perangkat elektronik lumpuh, dan tidak ada bahan bakar."
 


Kecelakaan pesawat di pegunungan Medellin memakan korban sebanyak 71 orang

Media asal Brasil, O Globo, melaporkan bahwa seharusnya pesawat melakukan isi ulang bahan bakar di wilayah perbatasan Bolivia dan Brasil, namun tidak dilakukan karena jadwal sempat tertunda dan bandar udara tempat pengisian bahan bakar tidak beroperasi di malam hari.

Pihak LaMia menyebut bahwa sebenarnya pesawat memiliki opsi untuk mengisi bahan bakar di Bogota, tapi pilot memutuskan untuk langsung menuju Medellin.

"Pilot mengambil keputusan untuk tidak melakukan pengisian bahan bakar. Dia berpikir bahwa bahan bakar yang ada cukup untuk membawa pesawat tiba di tujuan," tutur juru bicara LaMia dikutip dari situs berita asal Bolivia, Pagina Siete.

Kotak hitam yang terdapat dalam pesawat akan dikirim ke Inggris untuk diselidiki. Proses investigasi diperkirakan bakal memakan waktu beberapa bulan.

578