Piala AFF 2016

Analisa Kupas Strategi Thailand dengan Konsep Taktik Sepakbola Modern ala Antonio Conte

Senin, 12 Desember 2016 15:25 WIB
Editor: Tengku Sufiyanto
 Copyright:

Taktik sepakbola dari zaman ke zaman terus mengalami perkembangan. Taktik tersebut bisa berubah seusai perkembangan permainan dunia bal-balan.

Taktik sepakbola yang sering digunakan pada awal dekade 1930-1960-an menggunakan formasi 2-4-4 hingga 2-3-5. Dua bek melalui sistem libero dinilai sangat efektif, dan menyerang terus menerus dengan memasang empat hingga lima striker adalah kunci jitu meraih kemanangan.

Pola taktik sepakbola kemudian berubah pada awal 1970-an. Timnas Belanda memperkenalkan gaya Total Football pada Piala Dunia 1974 dan 1978. Total Football adalah permainan penguasaan bola dengan formasi 4-2-3-1.

Total Football mengedepankan sepakbola menyerang agresif dengan kekuatan penguasaan bola tanpa meninggalkan segi pertahanan. Alhasil, The Orange mampu menembus partai final Piala Dunia secara dua kali berturut-turut.
 


Johan Cruyff merupakan pencetus Total Football.

Selanjutnya, pola taktik sepakbola kembali berubah pada dekade 1980-an. Timnas Italia memperkenalkan permainan Catenaccio. Pola Catenaccio adalah pola permainan sepakbola yang mengedepankan pertahanan dengan serangan balik atau Direct Football.

Formasi yang digunakan biasanya memasang lima bek, 5-3-2 atau 5-4-1. Alhasil, Italia dengan Catenaccio berhasil merebut juara Piala Dunia 1982.
 


Timnas Italia menjadi juara Piala Dunia 1982.

Pola permainan sepakbola kembali berkembang pada dekade 1990 hingga 2000-an. Perkembangan formasi sepakbola pada dekade tersebut terletak pada segi variasi permainan. Sebetulnya, formasi yang digunakan masih sama dengan pola 5-3-2, 5-4-1, 4-4-2, 4-3-3, 4-5-1, 3-5-2, hingga 3-4-3.

Spanyol dan Barcelona menjadi contoh perkembangan pola permainan sepakbola formasi Total Football Timnas Belanda. Namun, keduanya lebih sering menggunakan formasi 4-3-3 dengan penguasaan bola yang dominan dari kaki ke kaki. Nama pola permainan tersebut tiki-taka.

Hasilnya, Spanyol berhasil menjadi juara Piala Dunia 2010, Euro 2008 dan 2012. Sementara itu, Barcelona merajai sepakbola Eropa selama 7 tahun (juara Liga Champions 2009, 2011, dan 2015).
 


Barcelona mengedepankan permainan tiki-taka.

Tak hanya Spanyol dan Barcelona, Timnas Jerman mampu merevolusi pola permainan tiki-taka dengan formasi 4-2-3-1. Der Panzer mengedepankan penguasaan bola dari kaki ke kaki dengan kekuatan fisik postur tubuh dan pertahanan yang kuat. Alhasil, Timnas Jerman mampu menjadi juara Piala Dunia 2014.

Di era modern sekarang ini, banyak tim elite Eropa mengubah pola permainan penguasaan bola dengan ketangguhan tiga bek sejajar. Pola permainan ini menggunakan formasi 3-4-3 atau 3-4-1-2. Salah satu klub yang sukses memakai formasi ini adalah Chelsea.
 


Chelsea bersama Antonio Conte mengedepankan pola permainan sepakbola modern 3-4-3.

Pelatih Chelsea, Antonio Conte mengedepankan permainan 3-4-3 dengan kekuatan sektor sayap, tengah, dan Direct Football kecepatan para pemain. Sebuah konsep pola permainan yang mengandalkan seluruh sisi lapangan.

Chelsea dengan formasi tersebut dapat menyapu bersih 9 kemenangan, menyarangkan 23 gol, dan kebobolan hanya 2 gol. The Blues menduduki posisi teratas klasemen sementara Liga Primer Inggris musim 2016/17 dengan 37 poin dari 15 laga.
 


Timnas Thailand di Piala AFF 2016 mengedepankan formasi sepakbola modern mirip Chelsea.

Tak hanya Chelsea, Thailand juga menggunakan pola permainan seperti itu di Piala AFF 2016. Lalu bagaimana The War Elephants menerapkan pola formasi permainan 3-4-3 (3-4-1-2)? Berikut analisanya yang disusun oleh INDOSPORT:

1.1K